Bisnis

Penjualan Mobil di Indonesia Januari – April 2025 Masih Lemot, Ini Pemicunya

×

Penjualan Mobil di Indonesia Januari – April 2025 Masih Lemot, Ini Pemicunya

Share this article
Ilustrasi, booth Daihatsu di IIMS 2025 - dok.Mobilitas

Jakarta, Mobilitas – Selama empat bulan pertama 2025 itu, penjualan mobil baik dari pabrik ke deaaler (wholesales) maupun dari dealer ke konsumen (penjualan ritel) masih merosot dibanding penjualan selama periode sama di tahun 2024.

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Minggu (11/5/2025) menunjukkan total wholesales yang dibukukan (gabungan seluruh pabrikan atau merek mobil di Indonesia) pada periode Januari – April 2025 sebanyak 256.368 unit. Jumlah tersebut merosot 2,9 persen dibnading total wholesales pada kurun waktu yang sama di tahun lalu, yang sebanyak 264.014 unit.

Sementara, jumlah penjualan ritel yang tercetak di empat bulan pertama 2025 sebanyak 267.514 unit. Total jumlah penjualan mobil ke konsumen ini anjlok 7,7 persen dibanding penjualan ritel selama Januari – April tahun lalu, yang sebanyak 289.917 unit.

Fakta juga berbicara, selama bulan April saja, total wholesales yang dibukukan oleh seluruh pabrikan mobil di Tanah Air sebanyak 51.2025 unit, meningkat 5 persen dibanding wholesales selama April 2024, yang sebanyak 48.764 unit. Namun, penjualan ritelnya hanya 57.031 unit, merosot 3,2 persen dibanding April tahun lalu yang masih sebanyak 58.890 unit.

Ilustrasi, Suzuki S-Presso di IIMS 2025 – dok.Mobilitas

Ihwal masih melemahnya penjualan mobil di Tanah Air, Kepala Makroekonomi dan Keuangan The Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Muhammad Rizal Taufikurahman menyebut hl itu tidk lepas dari kehati-hatian masyarakat dalam menghadapi kondisi ekonomi yang belum stabil.

“Meski survei Bank Indonesia (BI) April 2025 menunjukkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) meningkat tipis ke 121,7 namun, faktanya anggaran untuk konsumsi rumah tangga masih dibatasi. Ini terlihat dari porsi pendapatan untuk konsumsi turun di bulan April, yaitu hanya 74,8 persen, padahal Maret masih 75,3 persen. Sedangkan porsi untuk cicilan kredit turun menjdi 10,5 persen drai bulan sebelumnya yang 10,8 persen,” papar Rizal saat dihubungi Mobilitas di Jakarta, Minggu (11/5/2025).

Menurut Rizal, sikap kehati-hatian masyarakat itu didasari kekhawatiran terhdp prospek ekonomi. Khususnya setelah mrk terjadiny pemutusan hubungan kerja (PHK) dan penutupan pabrik, dan kondisi ekonomi yang dipicu faktor lokal maupun global.

Sehingga, kata dia, masyarakat memberikan skala prioritas konsumsi pada barang-barang kebutuhan pokok. Sementara, pembelian kebutuhan non primer maupun sekunder (termasuk mobil) ditunda. (Anp/Aa)

Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id