Bisnis

Ekspor Mobil Thailand di Januari – Juli 2025 Anjlok, Tapi Masih Jauh Ungguli Indonesia

×

Ekspor Mobil Thailand di Januari – Juli 2025 Anjlok, Tapi Masih Jauh Ungguli Indonesia

Share this article
Produksi mobil Subaru di Thailand - dok.Nation Thailand

Jakarta, Mobilitas – Meski fakta data menunjukkan di tujuh bulan pertama atau pada periode Januari – Juli 2025, total jumlah ekspor mobil utuh (Completely Built Up atau CBU) yang dibukukan Thailand anjlok. Sedangkan ekspor Indonesia justru meningkat.

Data Federasi Industri Thailand (FTI), yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Selasa (26/8/2025) menunjukkan selama periode Januari – Juli 2025 itu, Thailand mengekspor mobil CBU sebanyak 531.796 unit. Jumlah itu anjlok 11 persen dibanding total ekspor yang dibukukannya di tujuh bulan pertama 2024 yang masih mencapai 602.567 unit.

Selama tujuh bulan pertama tahun ini, ekspor mobil menurun karena mitra dagang Thailand menunda pembelian mereka, menunggu kebijakan tarif yang lebih jelas dari Presiden AS Donald Trump. Penurunan ekspor juga disebabkan oleh perubahan permintaan model mobil, ” bunyi keterangan fedearasi.

Sementara, di saat yang sama total ekspor mobil CBU yang dibukukan oleh Indonesia juga mengalami kemerosotan. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang disitat Mobilitas di Jakarta, Selasa (26/8/ 202) memperlihatkan, selama tujuh bulan pertama 2025 itu, jumlah mobil CBU yang diekspor pabrikan di Indonesia mencapai 284.285 unit.

Produksi mobil di Thailand – dok.The Investor

Jumlah itu naik 9,8 persen dibanding periode Januari – Juli pada tahun lalu, yang masih sebanyak 258.890 unit. “Naiknya jumlah ekspor mobil CBU Indonesia itu bukan hanya karena jumlah pabrikn yang mengekspor bertambah saja, tetapi juga negara tujuan atau pasar ekspor kita juga terus bertambah,” ungkap Sekretaris Jenderal Gaikindo, Kukuh Kumara, saat ditemui Mobilitas di sela diskusi bertajuk Polemik Insentif BEV Impor yang digelar Forum Wartawan Industri (Forwin) di Jakarta, Senin (25/8/2025).

Sedangkan soal selisih jumlah atau volume ekspor dimana Thailand jauh lebih banyak, menurut Kukuh, hal itu wajar dan bisa dimaklumi. Pasalnya jumlah pabrikan mobil yng beroperasi dan menjadikan basis produksi sekaligus basis ekspor jauh lebih banyak dibanding Indonesia.

“Keputusan untuk produksi dan ekspor ini tentu sangat tergantung prinsipal masing-masing brand. Karena, ini menyangkut grand strategy masing-masing brand yang bersangkutan. Sementara, sebuah negara dijadikan basis produksi dan basis ekspor sangat tergantung kebijakannya apakah invesment friendly atau tidak, ” tandas Kukuh. (Din/Aa)

Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id