Bisnis

Penjualan Mobil MINI di RI selama Januari – Juli 2025 Anjlok Segini

×

Penjualan Mobil MINI di RI selama Januari – Juli 2025 Anjlok Segini

Share this article
Mobil MINI di GIIAS 2025 - dok.Mobilitas

Jakarta, Mobilitas – Merek asal Inggris yang juga bagian dari BMW Group tersebut, selama Januari – Juli 2025 di Indonesia membukukan anjloknya penjualan, baik dari pabrik ke dealer (wholesales) maupun dari dealer ke pabrik (penjualan ritel).

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Kamis (28/8/2025) menunjukkan selama periode Januari – Juli 2025, total wholesales mobil di Tanah Air sebanyak 266 unit. Jumlah tersebut anjlok 48,2 persen dibanding total wholesales selama periode sama di tahun 2024.

Data juga memperlihatkan di bulan Juli saja, mobil MINI yang terlego ke dealer alias terdistribusi ke dealer di Indonesia hanya 38 unit. Jumlah wholesales di bulan ketujuh itu anjlok 62,7 persen dibanding total wholesales pada Juli 2024.

Sementara, total penjualan ritel yang dibukukan di periode tujuh bulan pertama 2025 oleh MINI Indonesia sebanyak 299 unit, anjlok 39,5 persen dibanding periode sama di tahun 2024. Pada bulan Juli saja, total penjualan mobil mewah ini hanya 48 unit, anjlok 23,8 persen dibanding Juli 2024.

Ilustrasi, MINI Cooper S – dok.Dailyrevs.com

Sebelumnya, ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, belum lama ini mengatakan penjualan mobil kelas atas alias mobil mewah di Indonesia menunjukkan kondisi ekonomi yang lemah membuat kelompok masyarakat kelas atas ternyata juga tak kebal. Meski mereka masih memiliki daya beli yang kuat, namun tetap bersikap hati-hati dalam berkonsumsi.

Mereka, lanjut Nailul, akan berpikir ulang untuk membelanjakan uang untuk keperluan yang tidak mendesak. Karena, karakter kelas atas itu rasional, sehingga daya beli masih kuat dan elastis terhadap harga, nmun mereka cenderung mengkalkulasi kondisi ekonomi.

“Artinya, bagi mereka buat berbelanja di saat ekonomi enggak bagus. Mereka berhitung apakah harga untuk barang yang dibeli secara time money value-nya pas, dan apakah tidak lebih baik duit diinvestasikan sa daripada dibelanjaka untuk barang yng tidak mendesak dibutuhkan, ” ujar Nailul. (Jrr/Aa)

Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id