Bisnis

Di Agustus dan Januari – Agustus 2025 Penjualan Mobil Indonesia Masih Merana, Ini Penyebabnya

×

Di Agustus dan Januari – Agustus 2025 Penjualan Mobil Indonesia Masih Merana, Ini Penyebabnya

Share this article
Ilustrasi, Daihatsu Sigra - dok.Mobilitas

Jakarta, Mobilitas – Selama periode Januari – Agustus 2025 maupun di bulan Agustus 2025, penjualan mobil di Indonesia, baik dari pabrik ke dealer (wholesales) maupun penjualan dari dealer ke konsumen (penjualan ritel) jeblok.

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dikutip Mobilitas, di Jakarta, Kamis (11/9/2025) menunjukkan, pada Januari – Agustus 2025 total wholesales di Indonesia sebanyak 522.162 unit . Jumlah tersebut anjlok 10,6 persen dibanding total wholesales selama periode sama di tahun 2024 yang sebanyak 560.552 unit.

Sementara, di saat yang sama, total penjualan ritel mobil yang tercetak sebanyak 522.162 unit. Jumlah tersebut jeblok 10,7 persen dibanding total penjualan ritel di kurun waktu Januari – Agustus 2024, yang masih sebanyak 584.847 unit.

Sedangkan di bulan Agustus 2025 saja total wholesales yang dicetak seluruh merek atau pabrikan mobil di Bumi Nusantara mencapai 61.780 unit. Jumlah tersebut anjlok 19 persen dibanding Agustus 2024 yang masih sebanyak 76.302 unit.

Di bulan kedelapan itu, total penjualan mobil ke konsumen mencapai tersebut 66.478 unit. Jumlah penjualan ritel ini anjlok 13,4 persen dibanding penjualan ritel di bulan yang sama pada tahun 2024 yang mencapai 76.806 unit.

Mobil Suzuki di GIIAS 2025 – dok.Mobilitas

“Iya, ini menjadi sebuah tantangan tersendiri ya. Karena saat ini merek pemain baru di Indonesia bermunculan, tetapi ternyata penjualan masih lemah, bahkan turun. Kita beruntung karena merek-merek baru ini agesif menawarkan model baru dengan berbagai keunggulan yang dimiliki,” papar Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, Kamis (11/9/2025).

Kondisi masih terpuruknya pasar mobil di Tanah Air menurut ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, tak lepas dari kondisi lemahnya daya beli masyarakat. Nailul yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, Kamis (11/9/2025) menyebut kelompok masyarakat kelas atas tak kebal dari lunglainya ekonomi nasional.

Meski mereka masih memiliki daya beli yang kuat, lanjut Nailul, namun tetap bersikap hati-hati dalam berkonsumsi. “Mereka dalam kondisi sekarang berpikir ulang untuk membelanjakan uang untuk keperluan yang tidak mendesak. Apalagi, kini biaya hidup lebih mahal, tetapi pendapatan tidak bertambah yang sepadan, ” ujar Nailul. (Anp/Aa)

Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id