Jakarta, Mobilitas – Mobil buatan merek asal Republik Rakyat Cina diakui masyarakat memiliki teknologi yang tidak kalah dengan mobil merek asal Jepang, Eropa, Amerika, maupun Korea. Mobil-mobil buatan merek dari Negeri Tirai Bambu itu juga diakui memiliki fitur berlebih, namun harganya lebih murah.
“Itulah yang disuki oleh kelompok masyarakat yang terbesar dan pengaruh yang kuat. Mereka adalah Gen Z dan generasi milenial mulai mendominasi pasar mobil, khususnya mobil di bawah Rp 400 juta, ” ungkap pengamat otomotif dari ITB, Yannes Martinus Pasaribu, saat dihubungi Mobilitas di Jakarta, Senin (1/12/2025).
Menurut Yannes, preferensi dua kelompok terhadap produk- termasuk mobil – bukan lagi pada brand legacy. “Tetapi lebih pada experience digital yang seamless, konektivitas 5G, user interface intuitif, dan value for money yang dihitung secara holistik meliputi biaya energi, servis, depresiasi, hingga social currency,” jelas Yannes.

Badan Pusat Statistik menyebut opulasi Gen Z di Indonesia sekitar 74,93 juta jiwa atau sekitar 27,94 persen dari total populasi nasional. Sementara, generasi milenial yang lahir pada periode tahun 1981–1996, jumlahnya sekitar 70 juta jiwa atau sekitar 21,88 persen dari total populasi.
Seperti halnya Gen Z, kelompok ini juga sangat rasional dalam menentukan pilihan barang. “Inilah yang kemudian menjadikan mobil Cina dengan keunggulan sarat teknologi, fitur berlimpah tetapi harga lebih murah menjadi produk yang mereka pilih,” kata Yannes.
(Tus/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id












