Jakarta, Mobilitas – Refinery Development Master Plan (RDMP) – proyek strategis nasional oleh PT Kilang Pertamina Balikpapan untuk meningkatkan kapasitas pengolahan minyak mentah dari 260 ribu barel menjadi 360 ribu barel per hari – diperkirakan telah beroperasi Maret 2026.
Seiring dengan hal itu, produksi solar nasional berpotensi surplus sekitar 3 juta hingga 4 juta kiloliter (KL). Sehingga, mulai April tahun itu pemerintah menyetop secara total impor solar dari luar negeri.
“Kebijakan penghentian impor solar oleh badan usaha (BU) swasta pengelola stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) akan berlaku mulai April 2026. Agenda kami 2026 itu tidak ada impor solar lagi,” ungkap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia di Minggu (28/12/2025)., impor sol
Bahlil menegaskan, kebijakan tersebut mendukung ketahanan dan kemandirian energi nasional, serta menekan impor BBM. Terlebih, BBM yang dihasilkan RDMP JO Balikpapan tersebut lebih ramah lingkungan karena berkualitas standar Euro V.

Sementara itu pakar ekonomi energi Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Fahmy Radi, yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, Senin (29/12/2025) mengatakan kemandirian energi seperti BBM itu harus diwjudkan oleh Indonesia. Sebab, ketergantungan energi ke negara lain memiliki damapak ke kedaulatan ekonomi, bahkan politik yang rentan terombang-ambing oleh kepentingan asing.
“Oleh karena itu kita punya rencana memiliki ketahanan dan kemandirian enegeri itu harus diwujudkan. Terutama keberlangsungannya, sebab energi termasuk BBM itu memiliki multiplier effect yang besar bagi ekonomi dan sosial. BBM bukan hanya untuk menopang mobillitas masyarakat dalam kegiatan sosial saja, tetapi juga dalam kegiatan ekonomi produktif. Untuk kebutuhan operasional industri manufaktur dan lain-lain. Ini efeknya luar biasa besar,” papar Fahmy.
Sedangkan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, Senin (29/12/2025) mengatakan justru bersyukur jika kebutuhan solar bisa dipenuhi dari dalam negeri. Sebab selain lebih murah karena tidak impor, juga lebih cepat pemasokannya.
“Yang penting kelangsungan pasokan terjamin karena produksinya juga berkelanjuta, Kualitasnya bagus, dan harganya bersahabat. Itu tentu harapn yang paling poko, dri masyarakat dan pelaku usaha, ” kata Tarigan. (Din/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id












