Jakarta, Mobilitas – Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memastikan proses peralihan sistem pembayaran tarif tol dari cara manual menempelkan kartu di mesin yang ada di gerbang ke sistem tanpa sentuh atau Multi Lane Free Flow (MLFF) terus berlangsung. Bahkan implementasinya ditargetkan sudah dimulai pada Desember 2022 nanti.
Kepala BPJT Danang Parikesit mengatakan, proses itu akan dilakukan secara bertahap dengan berbagai alasan yang menjadi pertimbangan. Selain pemasangan perlengkapan maupun peralatan yang dibutuhkan juga mempertimbangkan proses transisi kesiapan dari masyarakat.
“Karena menyangkuta kesiapan ini bukan hanya pada ruas jalan tolnya saja, tetapi juga masyarakat pengguna. Karena untuk bisa melakukan proses pembayaran nirsentuh (tanpa sentuh tap kartu) itu tentunya di kendaraan pengguna jalan tol juga menggunakan perangkat tertentu. Karena itu, kita targetkan implementasi sistem baru ini kita mulai pada Desember 2022 nanti,” papar Danang saat dihubungi Mobilitas di Jakarta, Rabu (29/12/2021).
Mantan Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia itu menjelaskan, untuk tahap awal sistem itu baru diimplementasikan di ruas tertentu di jalan tol yang berada di kawasan Jakarta- Bogor – Depok – Tangerang – dan Bekasi (Jabodetabek). Penerapan dilakukan di ruas yang masih terbatas -itu untuk menghindari dampak negatif pada tahap awal pengimplementasian.
“Karena itu kita akan lakukan sosialisasi terus ke masyarakat. Karena tujuan utama penerapan MLFF ini salah satunya untuk mengurangi kepadatan dan antren di pintu gerbang dan kepadatan di ruas jalan tol. Kalau laju lalu-lintas lancar maka efektifitas penggunaan waktu oleh masyarakat juga semakin tinggi, dan akhirnya produktifitas mereka juga tinggi. Tentu ini ujungya berpengaruh ke ekonomi nasional,” ungkap Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada Yogyakarta itu.
Selain itu, dengan lancarnya lalu-lintas maka waktu tempuh ke tempat tujuan juga semakin cepat. Dengan begitu keberadaan kendaraan di jalan dalam kondisi mesin hidup juga lebih singkat, walhasil jumlah bahan bakar yang digunakan juga semakin sedikit dan emisi gas buang yang dihasilkan semakin sedikit.
“Jadi dampaknya ke ekologi atau lingkungan juga besar karena tingkat emisi karbon dari mesin pembakaran kendaraan menurun. Karena itu, kita juga ingin sistem ini segera diimplementasikan dan targetnya pada September 2023 sudah bisa diopersaikan secara penuh di jalan tol nasional,” imbuh Danang. (Sut/Aa)