Jakarta, Mobilitas – PT Inti Sinergi Formula, sebuah perusahaan lokal Indonesia yang tengah mengembangkan bahan bakar ramah lingkungan dari jerami yang disebut lebih ramah dan lebih murah dari BBM fosil, dianjurkan berbagai kalangan untuk mengkaji secara cermat. Bahkan belajar dari perusahaan yang pengembang bahan serupa dan ternyata tidak berhasil.
“Salah satu perusahaan pengembang etanol selulosa berbahan baku jerami berskla massif adalah Clariant, di Podari, Rumania . Perusahaan yang dibuka pada 2022 itu dihentikan karena terus membukukan kerugian,” ungkap peneliti di Farm Energy Policy Center, Fakhrudin Noeril yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, Senin (24/11/2025).
Menurut Noeril, penghentian operasi itu dilakukan setelah tinjauan strategis menunjukkan pabrik tidak mampu mencapai target produksi yang ditetapkan. Menurut dia itu terjadi karena adanya kendala teknis serius saat mengolah biomassa heterogen dalam skala industri, sehingga produksi jauh di bawah target dan kerugian operasional mencapai angka dua digit juta euro tiap kuartal.

Pabrik yang dirancang berkapasitas produksi mengolah 250.000 ton jerami gandum dan limbah pertanian lainnya itu ternyata hanya menghasilkan 50.000 ton etanol per tahun. Kerugian operasional dari operasi bisnis dan tambahan investasi perusahaan ini diperkirakan mencapai 60 juta-90 juta franc Swiss atau setara US$ 74,2 juta-US$ 111,3 juta.
“Inilah yang perlu dipelajari perusahaan pengembang Bobibos dan diperhitungkan dengan cermat. Selain itu bagaimana meyakinkan masyarakat pemilik kendaraan secara rasional menerima bahan bakar ini. Caranya, tentu saja melalui pembuktian ilmiah dan empiris oleh lembaga independen yang sangat kredibel, ” kata Noeril. (Swe/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id












