BMKG Minta Pemudik via Laut dan Pelintas Wilayah Pesisir Waspada, Ini Penyebabnya

0
1596
Ilustrasi, berkendara mobil Subaru di wilayah pantai - dok.Subaru

Jakarta, Mobilitas – Para pemudik yang melintas di wilayah pesisir agar mewaspadai kemungkinan terjadinya banjir rob.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) Dwikorita Karnawati. Dwikorita, dalam keterangan resmi yang diterima Mobilitas, di Jakarta, Selasa (18/4/2023) menyebut lembaganya memperkirakan ada potensi gelombang dengan ketinggian hingga 4 – 6 meter di lautan. Potensi ini ada di semua wilayah lautan Indonesia.

“Oleh karena itu, semua pemudik yang melintasi wilayah pesisir agar berhati-hati dan waspada. Utamakan keamanan dan keselamatan dana bertransportasi. Karena potensi ini diprediksi berlangsung selama periode Lebaran 2023,” papar Dwikorita.

Secara rinci, Guru Besar Geologi Lingkungan dan Mitigasi Bencana Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta ini, tinggi gelombang periode lebaran 2023 untuk wilayah umumnya berkisar 0,5 meter -1,0 meter. Tetapi, di daerah-daerah tertentu gelombang setinggi 2,5 meter – 4 meter berpotensi terjadi.

“Misalnya di wilayah pesisir Barat Sumatera, Samudra Hindia Barat Aceh hingga Nias, Selat Sunda bagian Selatan, Pesisir Selatan Bali hingga Sumba, dan Samudra Hindia Selatan Bali Hingga Sumba,” jelas dia.

Ilustrasi, calon pemudik Lebaran dengan menggunakan kapal laut – dok.Kemenhub

Oleh karena itu, mantan Rektor UGM Yogyakarta ini meminta perusahaan penyedia jasa transportasi laut, operator transportasi laut, pelaku wisata bahari, dan masyarakat yang tinggal maupun beraktivitas di wilayah pesisir untuk waspada. Termasuk pengguna sarana transportasi darat yang melintasi wilayah pesisir.

Sementara, Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo meminta masyarakat untuk memantau perkembangan informasi terkait potensi cuaca ekstrim yang secara intensif disampaikan BMKG.

“Sebelum melakukan aktivitas pelayaran atau mudik, pantau terus perkembangan informasi dari kami. Jangan memaksakan diri jika cuaca sedang tidak bersahabat. Saat ini Indonesia tengah memasuki masa peralihan atau pancaroba sehingga cuaca sangat dinamis,” kata dia. (Nug/Aa)