Demi Pacu Penjualan, Cina Bebaskan Pajak Mobil Listrik Rp 195,2 T

0
1453
Ilustrasi, mobil Listrik Nio ET5 - dok.Istimewa via TechNode

Beijing, Mobilitas – Pembebasan pajak pembelian tersebut dimaksudkan untuk mendorong konsumsi mobil elektrifikasi (NEV).

Pernyataan Lembaga Perpajakan Cina (CSTA) yang dikutip Mobilitas, Sabtu (21/1/2022) menyebut, mobil NEV yang dibebaskan pajak pembeliannya itu meliputi mobil hybrid dan mobil listrik baterai (BEV).

“Dengan pembebasan pajak itu maka harga mobil yang harus dibayar pembeli lebih rendah, sehingga meringankan. Dengan demikian, akan menarik mintar orang untuk membeli,” bunyi keterangan itu.

Tingginya minat masyarakat terhadap mobil listrik, diharapkan proses penurunan tingkat emisi karbon di Negeri Panda itu juga semakin besar dan target menuju netral karbon lebih cepat dicapai.

Mobil Tesla di Cina – dok.Euronews

Seperti diketahui, negeri dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia (yakni 1,4 miliar jiwa lebih, menurut riset OECD) itu menargetkan pencapaian karbon pada 2050.

Data Asosiasi Mobil Penumpang Cina (CPCA) yang dinukil Mobilitas, Sabtu (21/1/2023) menunjukkan, sepanjang 2022 jumlah NEV yang terjual di negara itu mencapai 5,67 juta unit. Jumlah ini setara dengan seperempat lebih dari total penjualan mobil konvensional yang sebanyak 20,5 juta unit (merosot 13% dibanding 2021).

Total nilai pajak pembelian mobil elektrifikasi yang dibebaskan pemerintah Cina sepanjang 2022 itu mencapai 87,9 miliar yuan. Nilai itu setara dengan Rp 195,2 triliun, dengan kurs 1 yuan = Rp 2.220, 47. (Swe/Aa)