Duh, Hino Akui Gunakan Data Emisi Palsu

0
1970
Logo Hino di kemudi - dok.Lazada

Tokyo, Mobilitas – Pabrikan kendaraan komersial yang juga bagian dari grup Toyota Motor – Hino Motors Ltd – mengakui telah menggunakan data emisi dan tingkat konsumsi bahan bakar yang tak semestinya alias palsu. Padahal, dengan data yang dicurangi itu, Hino mengirimkan 115.526 kendaraan.

Seperti dilaporkan laman Kyodo News, Senin (7/3/2022) praktik curang itu dilakukan sejak tahun 2016. Dan kendaraan dengan data emisi curang itu telah disertfikasi oleh pemerintah atau dalam hal ini oleh Kementerian Transportasi Jepang.

Hino Motors mengaku langsung melakukan penyelidikan internal di perusahaan terutama untuk melihat bagaimana proses inspeksi sebelum kendaraan-kendaraan buatannya dikirim ke diler domestik Jepang maupun ke manca negara.

Ilustrasi, truk Hino – dok.Istimewa

“Langkah itu dilakukan setelah ditemukan terjadinya malpraktik dalam sertifikasi mesin untuk kendaraan yang diproduksi untuk pasar Amerika Utara,” bunyi pernyataan Hino.
Kini, beberapa mesin yang diselidiki telah digunakan oleh bus yang diproduksi oleh perusahaan induknya (Hino Motors) serta Isuzu Motors Ltd (anak perusahaan Toyota lainnya).

“Adanya kasus ini menjadikan karyawan merasa tertekan untuk mengikuti jadwal yang ketat dan memenuhi target numerik,” ungkap Presiden Hino Motors Satoshi Ogiso dalam konferensi pers di Tokyo yang juga dihadiri Chief Executive Officer Hino Motors, Yoshio Shimo.

Buntut dari kasus tersebut sekitar 35% atau 22.000 kendaraan dari total penjualan domestik tahunan akan ditangguhkan peredarannya. Hino mengaku telah melaporkan kasus itu ke Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata maupun Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang.

Ilustrasi, mesin diesel common rail Hino – dok.Istimewa

Perusahaan menyebut, praktik curang itu dilakukan oleh oknum-oknum di internal perusahaan yang mengambil jalan pintas untuk produksi. “Perilaku itu menghancurkan kepercayaan pelanggan dan menabur keraguan ke dalam akar proses sertifikasi,” bunyi keterangan Kementerian Transportasi Jepang. (Din/Aa)