London, Mobilitas – Pabrikan asal Cina, Zhejiang Geely Holding Group pertama kali mencuil 7,6% saham Aston Martin pada September 2022 lalu.
Kini, pada Kamis (18/5/2023) kemarin, pabrikan yang didirikan oleh Li Shufu itu menambah porsi sahamnya di pabrikan mobil mewah asal Inggris tersebut. Sehingga, porsi saham yang dicuil oleh Geely mencapai 17%.
“Peningkatan porsi saham ini sekaligus menjadikan Geely Holding sebagai pemegang saham terbesar ketiga di Aston Martin,” bunyi keterangan Aston Martin ke Bursa Efek London, yang dikutip Mobilitas, di Jakarta, Minggu (21/5/2023).
Seiring dengan bertambahnya porsi kepemilikan saham tersebut, Geely Holding memiliki hak menunjuk direktur non-eksekutif di jajaran dewan Aston Martin. Selain itu berhak menetapkan seorang pengawas.
“Keputusan kami untuk meningkatkan kepemilikan saham kami di Aston Martin mencerminkan kepercayaan kami terhadap prospek pertumbuhan perusahaan, teknologinya, dan tim manajemennya,” papar Chairman Geely Holding Group, Li Shufu.
Sementara itu, data laporan keuangan Aston Martin yang dikutip Mobilitas, di Jakarta, Minggu (21/5/2023) memperlihatkan, sepanjang Januari – Maret tahun ini, Aston Martin berhasil melego 1.269 mobil ke seluruh dilernya di dunia (wholesales). Jumlah ini meningkat 9% dibanding wholesales yang dibukukannya pada periode sama di tahun lalu, yang sebanyak 1.168 unit.
Seiring dengan itu, total pendapatan yang berhasil diraup pun meningkat 27% dibanding triwulan pertama 2022. Jika di tahun lalu masih 232,7 juta poundsterling, tahun ini mencapai 295,9 juta poundsterling.
Sekadar informasi, Geely Group saat ini dikenal sebagai pabrikan Cina yang agresif mencaplok saham pabrikan mobil kondang. Dia telah menggenggam saham mayoritas Volvo Cars, Polestar, dan Proton (Lotus).(Din/Aa)