Jakarta, Mobilitas – Kabar Indomobil Group telah menggandeng kembali Great Wall Motor (GWM) Cina dan akan meluncurkan produk di GIIAS 2023 cukup mengejutkan publik.
Kabar ini terungkap dari pernyataan resmi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (24/5/2023). Gaikindo menyebut, hajatan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023 yang bakal berlangsung 10 -2 0 Agutus nanti, diikuti 26 merek pabrikan mobil.
Dari jumlah itu, tiga di antaranya merupakan merek milik GWM. Mereka adalah HAVAL, Ora, dan Tank.
“Great Wall Motor itu bekerjasama dengan Indomobil Group lagi. Tetapi, belum ada kabar soal investasi. Yang pasti, Great Wall itu kan sudah bangun pabrik di Rayong, Thailand yang dibelinya dari General Motors pada 2020 dan dibangun sebagai basis produksi di Asia Tenggara,” kata seorang pejabat di pejabat di Direktrorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika, Kemenperin yang dihubungi Mobilitas, di Jakarta, Jumat (26/5/2023).
Jalinan kongsi antara dua perusahaan itu tentu memantik perhatian publik Indonesia, karena jalinan serupa pernah terjadi. Sekitar 16 tahun lalu – tepatnya November 2007 lalu – perusahaan asal Baoding, Hebei, Cina itu pernah digandeng Indomobil Group untuk menjajakan produknya di Indonesia, namun berakhir dengan cerita suram.
Sejumlah data dan rekam jejak digital yang dikompilasi Mobilitas, di Jakarta, Jumat (26/5/2023) menunjukkan, jalinan kongsi Great Wall dan Indomobil dimulai pada 2006.
Namun, kedeuanya yang semula dikabarkan bakal meluncurkan mobil jenis Sport Utility Vehicle (SUV), ternyata menyodorkan pikap kabin ganda (double cabin) Great Wall Wingle.
Pikap itu ditujukan untuk sektor pertambangan, perkebunan, dan konstruksi, selain konsumen ritel atau individu. Penjualannya diageni oleh PT Wahana Inti Central Mobilindo, anak usaha Indomobil Group.
Wingle dirakit di fasilitas perakitan milik PT National Assembler di kawasan Pulo Gadung dengan kapasitas terpasang 30.000 unit per tahun, namun bukan hanya Wingle saja yang dirakit tetapi juga mobil Chery, Foton, dan KIA. Untuk perakitan itu, Indomobil merogoh kocek Rp 2,5 miliar untuk membeli jigs dan fixture.
Singkat cerita, ternyata penjualan pikap kabin ganda itu tak berlanjut. Penjualannya terus merosot, padahal ditargetkan laku 1.200 unit saban tahun.
Nasib serupa juga dialami merek asal Cina lainnya, yang juga dijajakan oleh Indomobil Group sejak 2006 yakni Chery. Mobil itu mulai dirakit di Indonesia pada September 2006.
Presiden Direktur Indomobil, (saat itu) Gunadi Sindhuwinata di sela-sela pameran China Machinering and Electronic Trade Exhibition’ di Jakarta Expo, Kemayoran, Jakarta, Kamis (24/5/2007) menyebut penjualan mobil Chery terbilang lumayan. “Sampai sekarang (Mei 2007) Chery terjual sekitar 1.000 dan akan berkembangan lebih pesat lagi,” ujarnya kala itu.
Namun, faktanya, penjualan mobil Chery (sedan dan hatchback) ternyata terus melorot. Data Gaikindo memperlihatkan selama tiga tahun (2008 – 2010) penjualan Chery terus merosot.
Pada 2008, masih terjual 853 uni, tetapi di 2009 anjlok 52,29% menjadi 407 unit seiring dengan dampak krisis global yang mulai menerpa Indonesia. Meski pada 2010, penjualan Chery sempat menanjak 29,73% menjadi 528 unit, namun kurang dari 200 unit (sepanjang Januari – September saja hanya 185 unit).
Tak lama setelah itu, tidak ada kabar penjualan mobil ini yang dilaporkan ke Gaikindo. (Din/Aa)