Ini Dampak Buruk Mengisi Ban dengan Nitrogen Bercampur Angin Biasa

0
1037
Ilustrasi, pengisian Nitrogen ke ban sebuah mobil - dok.Istimewa via MotorBeam

Jakarta, Mobilitas – Seringkali pemilik mobil sulit menemukan tempat pengisian nitrogen untuk menambah angin ban kendaranya.

Kondisi seperti ini bisa dialami oleh pemilik mobil yang tidak secara disiplin mengecek kondisi tekanan angin ban kendaraan mereka. Sehingga, ketika mereka harus menambah tekanan angin ban, terpaksa atau mau tidak mau harus menambahnya dengan angin biasa.

Padahal, pencampuran dua zat untuk menambah angin ban itu berbahaya. Minimal berdampak buruk ke kondisi ban maupun pelek.

“Sifat molekul murni nitrogen adalah tidak berbau dan tidak reaktif. Tetapi jika dikombinasikan dengan unsur lain, maka molekul ini menjadi sreaktif, contohnya senyawa Amonia (NH3),” ungkap pimpinan Tiara Duta Ban, Pondok Aren, Bintaro, Agus Sutiono, saat ditemui Mobilitas, di Jakarta, Tangerang Selatan, Jumat (4/8/2023).

Kualitas nitrogen, sebut Agus, akan menurun jika dicampur dengan angin biasa. Akibatnya, tekanan daya di dalam ban mobil tidak stabil.

“Kondisi itu bisa terjadi karena ada perbedaan masa bobot tekanan udara. Padahal, suhu udara yang tidak stabil mengakibatkan ban lebih cepat panas, dan ban yang digunakan oleh mobil bergesekan dengan linatasan atau permukaan jalan juga menyebabkan suhu di dalamnya panas,” papar Agus.

Gerai pengisian Nitrogen untuk mobil atau sepeda motor di sebuah SPBU Pertamina – dok.Mobilitas

Suhu panas dengan tekanan yang tidak stabil itu, lanjut Agus, menyebabkan kualitas karet kompon ban menurun. Elastisitas karet yang sebelumnya lentur menjadi keras, dan jika karet ban yang sudah mengeras itu masih terus mendapat tekanan, maka akan pecah.

“Sehingga risiko fatal pun mengintai. Jadi ini salah satu akibat fatal jika menambah angin ban yang sudah terisi nitrogen dengan angin biasa,” jelas Agus.

Dampak buruk lainnya adalah pelek mobil berpotensi mengalami korosi, sebab nitrogen yang tercampur angin biasa menghasilkan uap air yang tinggi.

“Kalau kandungan oksigen di dalam ban yang sudah terisi nitrogen itu semakin banyak, maka potensi mengikat air juga tinggi. Air yang ada di pelek inilah yang mempercepat terjadinya karat,” imbuh mantan periset di sebuah pabrik ban mobil asal Jepang itu.

Karena itu dia mewanti-wanti agar pemilik mobil secara rutin memeriksa tekanan angin ban kendaraannya. Dan jika terpaksa harus mengisi angin dengan angin biasa, maka sebaiknya sisa nitrogen yang ada di ban dibuang hingga habis, lalu diisi dengan nitrogen. (Jrr/Aa)