Sidney, Mobilitas – Mobil yang dijual di Australia semua berasal dari luar negeri alias impor.
Pernyataan Federal Chamber of Automotive Industries (FCAI) yang dikutip Mobilitas, Kamis (6/10/2022) menunjukkan, sepanjang September tahun ini 93.555 mobil terjual di Australia. Jumlah itu naik 12,3% dibanding penjualan yang dibukukan pada bulan yang sama 2021.
Sedangkan total kumulatif penjualan selama Januari – September mencapai 811.130 unit. “Penjualan mobil di bulan September maupun kumulatif sembilan pertama terus membaik dibanding tahun lalu, meski sedikit ada kendala pasokan unit yang dikarenakan gangguan pasokan semikonduktor,” ujar Chief Executive FCAI, Tony Weber.
Menariknya, kata dia, dalam penjualan selama ini, ternyata jumlah mobil elektrifikasi (mulai dari listrik baterai atau BEV, hybrid, dan plug-in hybrid) terus membaik. Meski porsi mobil listrik murni (BEV) masih 2,7% dari total penjualan mobil di negeri itu.
Selama September, lanjut Weber, BEV terjual 7.247 unit lebih banyak dari gabungan hybrid dengan plug-in hybrid yang 5.141 unit. “Selama sembilan pertama, penjualan BEV sebanyak 21.771 unit,” ucap dia.
Fakta berbicara, sebagian besar mobil itu berasal dari tiga negara yakni Jepang, Thailand, dan Cina. Masing-masing memasok 23.880 unit, 20.363 unit, dan 14.889 unit.
Dari total 93.555 mobil yang terjual di bulan itu, 17.490 merupakan mobil penumpang. Lalu 49.643 unit SUV, 22.252 kendaraan komersial ringan (pikap dan pikap double cabin), dan 4.170 unit kendaraan komersial berat.
Pemasok lainnya adalah Amerika Serikat, Jerman, India, Prancis, dan Inggris. Ternyata belum ada nama di jajaran enam besar pemasok mobil ke Australia itu.
“Indonesia belum banyak mengekspor ke Australia, mungkin baru berapa unit saja dari merek tertentu. Untuk ekspor ini selain produknya harus sesuai dengan standar setempat juga tergantung strategi ekspor atau pemasaran produk prinsipalnya,” kata Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto, saat dihubungi Mobilitas di Jakarta, Kamis (6/10/2022). (Din/Aa)