Januari – Agustus Tahun Ini, Sudah 1.474 Bus Terjual di RI

0
1242
Ilustrasi, bus double decker milik PO Harapan Jaya dengan basis sasis Scania - dok.PO Harapan Jaya

Jakarta, Mobilitas – Pertumbuhan ekonomi yang merata memicu meningkatnya mobilitas masyarakat.

Masyarakat bepergian untuk berbagai keperluan, mulai dari sosial hingga kegiatan ekonomi produktif. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Teguh Dartanto menyebut hal itu tidak lepas dari masuknya investasi.

“Orang mau berinvestasi karena membaiknya infrastruktur, terutama konektivitas yang semakin terbuka karena hadirnya jalan tol dan jalan lainnya. Selain itu kondisi sosial politik yang kondusif,” para dia saat dihubungi Mobilitas, Jumat (16/9/2022).

Kluster-kluster pertumbuhan ekonomi baru itu bukan sekadar industri sektor manufaktur tetapi juga pariwisata. Seiring dengan fenomena itu, permintaan bus baru meningkat.

Data penjualan di Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dikutip Mobilitas, Minggu (18/9/2022) menunjukkan di Januari – Agustus, 1.474 unit sasis bus terjual ke diler (wholesales). Sementara penjualannya ke konsumen (ritel) mencapai 1.461 unit.

Salah satu bus milik PO Bagong dengan sasis Mitsubishi Fuso di GIIAS 2022 – dok.Mobilitas

Fakta ini membuktikan bahwa pasar bus terus menggeliat. Sebab pada Januari – Juli total wholesales telah mencapai 1.188 unit, meroket 98,99% dibanding tahun lalu yang masih 597 unit.

Pada tujuh bulan pertama itu, total penjualan ritel sudah mencapai 1.174 unit. Jumlah ini melejit 99,3% dibanding penjualan ritel periode sama tahun lalu, yang sebanyak 589 unit.

Menurut Sekretaris Jenderal Organisasi Angkutan Darat (Organda) Ateng Aryono,yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, Minggu (18/9/2022), permintaan bus baru bukan hanya untuk peremajaan unit, namun juga untuk armada perluasan trayek.

“Semakin berkembangnya wilayah yang diikuti meningkatnya mobilitas masyarakat, merupakan potensi pasar yang menjanjikan,” kata dia. (Din/Aa)