Bisnis

Januari – Mei 2025 Penjualan Mobil di RI Masih Melorot, Ternyata Ini Biang Keladinya

×

Januari – Mei 2025 Penjualan Mobil di RI Masih Melorot, Ternyata Ini Biang Keladinya

Share this article
Suzuki Grand Vitara di GIIAS 2024 - dok.Mobilitas

Jakarta, Mobilitas – Daya beli masyarakat yang masih lemah pada periode lima bulan pertama (Januari – Mei) 2025 menjadi akar penyebab masih lebih rendahnya penjualan mobil pada periode itu dibanding Januari – Mei 2024.

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Senin (9/6/2025) menunjukkan selama Januari – Mei 2025 total jumlah mobil yang terjual dari pabrik ke dealer (wholesales) sebanyak 316.981 unit. Jumlah ini melorot 5,5 persen dibanding total wholesales yang dibukukan seluruh pabrikan mobil di Indonesia selama periode yang sama pada tahun sebelumnya yang sebanyak 335.405 unit

Sementara, total jumlah mobil yang terjual dari dealer ke konsumen (penjualan ritel0 di kurun waktu Januari – Mei 2025 itu mencapai 328.852 unit. Jumlah tersebut merosot 9,2 persen dibanding jumlah yang tercetak pada periode sama di tahun 2024.

“Kalau kita lihat datanya, selama kuartal perama (Januari – Maret) 2025, pertumbuhan ekonomi kita itu hanya 4,89 persen. Ini lebih rendah dibanding pertumbuhan selama periode sama di tahun 2024. Ekonomi kita pertumbuhannya masih ditopang sektor konsumsi, terutama konsumsi rumah tangga. Tetapi, kalau dilihat lebih cermat lagi dari konsumsi rumah tangg itu, yang terbesar adalah konsumsi produk kebutuhan rimer seperti makan – minum dan sandang,” kata Ekonom Center of Economic and Economic Studies (CELIOS) Nailul Huda yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, Senin (9/6/2025).

LCGC Daihatsu Ayla di gelaran IIMS 2025 – dok.Mobilitas

Menurut Nailul, banyak orang yang berpikir ulang untuk membeli barang kebutuhan non primer dan sekunder seperti mobil, motor, dan barang kebutuhan tersier lainnya karena dibayangi kemungkinan ekonomi nasional makin memburuk. Terlebih, banyak perusahaan yang berhenti beroperasi dan merumahkan karyawan.

“Pada sisi lain tingkat pendapatan masyarakat tetap, tetapi biaya hidup naik. Sehingga, banyak yang menahan minat belanja. Setidaknya ini terlihat dari deflasi yang terjadi selama tiga kali berturut,’ ujar Nailul. (Swe/Aa)

Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id