Jakarta, Mobilitas – Pada panel cluster di mobil – yang di dalamnya terdapat spido meter, odometer, indikator suhu radiator, hingga panel indikator kondisi bahan bakar (BBM) – terdapat huruf F di bagian atas dan huruf E di bagian bawah. Jika jarum (atau di mobil sekarang ditunjukkan dengan indikator digital) berada di huruf F, maka stok bahan bakar masih penuh (Full).
Namun, kondisi sebaliknya jika jarum atau indikator digital berada di huruf E. Meski, yang harus dipahami, ternyata huruf E itu bukan singkatan Empty alias kosong. Tetapi, huruf E di sini merupakan suingkatan dari kata Emergency atau kondisi darurat.
“Dan sesuai dengan istilah itu, maka kondisi stok bahan bakar pada tangki mobil itu berada dalam posisi darurat. Tetapi bukan kosong sama sekali atau Empty,” ujar Instruktur Senior Safety Driving Java Adventure, Poengki Eko Haryanto, saat dihubungi Mobilitas, dari Jakarta, Senin (18/7/2022).
Secara teknis, lanjut Poengki, meski jarum atau indikator digital telah berada di huruf E, itu bukan berarti mobil telah benar-benar kehabisan bahan bakar. Stok BBM, saat itu masih 10% dari kapasitas penuh tangki tersebut.
Artinya, meski penunjuk kondisi BBM telah menunjukkan kondisi darurat, mobil tidak akan mogok. BBM masih tersisa.
“Meski demikian, sebaiknya segera mencari SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) untuk mengisi BBM lagi,” saran Poengki.
Sebab segera mengisi tangki BBM bukan sekadar untuk menghindarkan mobil mogok semata, tetapi juga demi kebaikan mobil. “Sebab, sangat disarankan jika indikator (baik berupa jarum maupun balok digital) BBM telah berada di tengah-tengah, untuk segera mengisi tangki BBM. Paling tidak mencapai tiga perempat,” kata Poengki.
Ada dua tujuan mengapa tangki BBM harus diisi paling tidak hingga tiga perempat dari kapasitas penuh. Pertama, agar tangki tidak benar-benar kosong sehingga dengan mudah terjadi embun dan okisidasi di dalam tangki bahan bakar.
“Kedua, dengan kondisi bahan bakar yang penuh akan menjaga kondisi fuel pump tetap prima,” tandas Poengki. (Jrr/Aa)