Kecelakaan Motor Masih Marak di Indonesia, Ternyata Ini Empat Pemicunya

0
292
Ilustrasi, kecelakaan sepeda motor yang melawan arah arus lalu-lintas - dok.Istimewa via Allen Law Firm

Jakarta, Mobilitas – Sepanjang tahun 2023 kemarin, kasus kecelakaan sepeda motor jumlahnya sepertiga lebih dari total kasus kecelakaan lalu-lintas yang terjadi di Indonesia.

Data Korps Lalu-lintas (Korlantas) Polri yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Sabtu (9/3/2024) menunjukkan selama setahun penuh di tahun 2023, total jumlah kasus kecelakaan sebanyak 155.009 kasus. Dari jumlah itu, ternyata 66.603 kejadian merupakan kasus kecelakaan sepeda motor baik kecelakaan tunggal maupun karena bertabrakan dengan kendaraan bermotor lain.

“Dari data itu juga terlihat, ternyata faktor kecerobosan pengendara dan pengemudi atau human error merupakan penyebab terbanyak. Secara total dalam kasus kecelakaan lalu-lintas faktor human error itu 61 persen, sedangkan dalam kasus kecelakaan juga sebesar itu atau bahkan lebih,” papar pengamat transportasi yang juga mantan Kabid Penegakkan Hukum Direktrorat Lalu-lintas Polda Metro Jaya, Budiyanto, saat dihubungi Mobilitas di Jakarta, Sabtu (9/3/2024).

Faktor keceronohan manusia itu, lanjut Budi, terjadi karena tidak adanya atau sangat kurangnya sikap disiplin. Menganggap remeh peraturan dan tidak memiliki rasa empati terhadap pengguna jalan lainnya, sehingga mengendarai kendaraan seenaknya.

Ilustrasi, kecelakaan lalu-lintas yang melibatkan sepeda motor – dok.Istimewa

“Menerobos lampu merah, mewalan arus, menerabas jalan yang sudah jelas-jelas ada rambu larangan. Kemudian tidak menggunakan helm, memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi tanpa menghiraukan keadaan sekitar. Itu yang banyak terjadi. Bisa dibilang mentalitas masyarakat masih banyak yang permisif terhadap pelanggaran dan tidak menghargai orang lain di jalan,” ungkap Budi.

Pernyataan senada diungkap Investigator Senior Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Ahmad Wildan yang dihubungi Mobilitas, di Jakarta, Sabtu (9/3/2024). “Iya, faktor sikap dan perilaku masyarakat yang tidak memiliki empati terhadap orang lain dan hanya mementingkan diri sendiri memicu human error dalam berkendara,” kata Wildan.

Dari pengkajian KNKT, lanjut dia, terhadap berbagai kasus kecelakaan yang terjadi selama ini diketahui penyebab kecelakaan sepeda motor (baik tunggal maupun melibatkan kendaraan lain) ada empat. Keempatnya adalah kecerobohan pengendara alias human error.

“Kemudian penyebab kedua adalah kondisi jalan yang buruk. Lalu, kendaraan yang sudah tidak layak seperti ban yang sudah halus atau rem yang tidak pakem, dan tidak berspion menjadi penyebab ketiga. Dan keempat adalah faktor lingkungan seperti cuaca buruk, daya pandang yang buruk akibat kabut atau penerangan yang kurang dan sebagainya. Tetapi dari semua penyebab itu, faktor human error yang terbanyak,” tandas Wildan. (Dai/Aa)