Jakarta, Mobilitas – Kemerosotan penjualan kendaraan bermotor roda dua alias sepeda motor di Indonesia itu tak hanya terjadi di bulan Juli saja, tetpi juga di periode tujuh bulan pertama atau Januari – Juli 2025, dibanding periode sama di tahun 2024.
Data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Rabu (20/8/2025) menunjukkan selama bulan Juli saja, jumlah sepeda motor yang terlego di Tanah Air sebanyak 587.048 unit. Jumlah tersebut melorot 1,97 persen dibanding total penjualan yang tercetak di bulan yang sama di tahun lalu, yang masih mencapai 598.901 unit.
Sedangkan di periode tujuh bulan pertama alias secara kumulatif dari Januari – Juli 2025, total jumlah sepeda motor yang terjual di Indonesia sebanyak 3.691.677 unit. Jumlah ini melorot 2,08 persen dibanding penjualan yang terjadi selama periode Januri – Juli di tahun lalu, yang mencapai 3.769.895 unit.
Pengamat industri dan keuangan dari Indonesia Industry & Financial Policy Studies (IIFPOS), Dandy Sutalaksana yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, Rabu (20/8/2025) menyebut melorotnya penjualan sepeda motor di tujuh bulan pertama 2025 itu dikarenakan banyak orang yang merupakan calon pembeli potensial masih ragu untuk membelanjakan uangnya.
“Ini dikarenakan beberapa hal. Pertama, karena tidak sedikit orang yang merasa berat bebannya karena biaya hidup bertambah mahal karena harga barang namun pendapatan tetap, atau pendapatan naik tetapi tidak sebanding dengan kenaikan besaran harga barang dan biaya hidup,” papar Dandy.
Terlebih, tidak sedikit calon pembeli potensial sepeda motor dibayangi kekhawatiran mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) mengingat tren ekonomi yang terjadi. Selain itu, di sejumlah daerah, anomali iklim mempengaruhi hasil produksi pertanian, khususnya tanaman pangan, sehingga harga bahan pangan itu naik dan berujung semakin membengkaknya anggaran biaya hidup.
“Itu menjadikan orang pikir-pikir untuk membeli barang non kebutuhan primer. Apalagi beli motor. Dan kondisi yang juga berdampak ke penjualan motor adalah sikap lembaga pembiayaan yang lebih selektif dalam menyalurkan kredit, hal itu dilakukan untuk menghindari terjadinya kredit macet yang rawan terjadi di tengah kondisi ekonomi seperti sekarang,” jelas Dndy. (Anp/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id