Bangkok, Mobilitas – Merek mobil listrik milik pabrikan asal Baoding, Republik Rakyat Cina (Cina), Great Wall Motors (GWM) – yakni Ora – akhir Oktober lalu telah meluncurkan mobil listrik Ora Good Cat untuk pertama kalinya. Tak dinyana, hanya dalam waktu dua hari atau 48 jam mobil itu sudah terpesan sebanyak 6.000 unit lebih.
Bahkan seperti dilaporkan laman KR-Asia, Rabu (17/11/2021) hingga pertengahan November kemarin (15 November) total penmesanan telah melampaui angka 8.000 unit.
“Ini merupakan pertanda yang sangat baik atas mobil listrik Ora. Ini semakin meyakinkan kami bahwa Ora memang layak untuk menjadi game changer di kawasan regional Asia Tenggara (Asean),” ungkap Managing Director Great Wall Motor Thailand, Narong Sritalayon.
Dia menyebut Ora Good Cat memiliki daya saing yang tinggi. Bukan hanya dari sisi gaya rancang bangun dan teknologi canggih yang diusungnya semata, tetapi juga harga yang terjangkau.
GMW Thailand menyebut Ora Good Cat dibanderol mulai 989.000 baht atau sekitar Rp 430 jutaan (kurs 1 baht = Rp 434,68). Harga itu diklaim setara dengan banderol mobil listrik Morris Garage (merek Inggris yang kini dimiliki SAIC Motor, Cina) yang juga dijajakan di Negeri Gajah Putih itu.
Bahkan 30% , sebut GWM, 30% lebih murah dibanding Nissan Leaf. Dengan harga yang lebih terjangkau plus teknologi yang mumpuni, GMW Thailand meyakini mobil ini bakal mendapatkan sambutan yang luas.
Sehingga rencana memproduksinya di lokal Thailand – yakni di pabrik Rayong – pada tahun 2023 nanti juga diyakini bisa tercapai.
“Jika Anda sedang terburu-buru dan lupa mengisi daya terlebih dahulu, sistem ini dapat mengisi daya baterai dengan jangkauan 100 kilometer hanya dalam waktu 12 menit. Sedangkan pengisian daya 30% -80% hanya dalam 30 menit, dan jangkauan maksimum mobil jika baterai terisi penuh mencapai 500 kilometer,” papar Sritalayon.
GWM berencana menjadikan pusat manufaktur untuk kendaraan listriknya yang akan dijajakan di pasar global dan mencakup Asia Tenggara. Saat ini kendaraan bermesin konvensional masih mendominasi pasar Asia Tenggara, dimana produsen mobil asal Jepang menguasai 80% hingga 90% pangsa pasar. (Jrr/Aa)