Jakarta, Mobilitas – Toyota Motor Corporation (Toyota) – dengan mitra lokalnya, yakni perusahaan milik negara FAW Corporation Group – masih menjajakan small sedan, Toyota Vios di Republik Rakyat Cina (Cina). Namun, sejak tahun 2017 lalu, penjualan sedan tersebut terus merosot alias makin tak laku.
Seperti dilaporkan laman Sino Auto News, sedan yang oleh Toyota juga dijajakan di sejumlah negara (termasuk di Indonesia) itu, di Cina diproduksi Guanghzhou-Toyota dengan GAC Motor. Di Negeri Panda itu, selain versi sedan juga dijajakan versi hatchback.
“Namun di data yang disajikan ini merupakan data penjualan khusus untuk versi sedan, yang ternyata dalam lima tahun terakhir terus mengalami penurunan secara berturut-turut,” tulis media tersebut.
Data yang disajikan laman Car Sales Base maupun yang dirilis Asosiasi Produsen Mobil Cina (CAAM) juga menunjukkan fakta serupa, yakni penjualan yang boncos. Data dari dua sumber itu memperlihatkan di tahun 2016, penjualan Toyota Vios di Cina masih sebanyak 117.041 unit.
Namun, di tahun 2017 ambrol menjadi 93.626 unit. Tahun berikutnya, yakni dari tahun 2018 hingga tahun 2021 terus merosot dengan volume penjualan masing-masing tahun 62.731 unit, 58.332 unit, 53.594 unit, dan 52.993 unit.
Sementara itu di Indonesia, setelah sejak tahun 2015 hingga tahun 2020 ambrol, penjualan Toyota Vios yang dijajakan oleh PT Toyota Astra Motor (TAM) melonjak sekitar 400% di tahun 2021. Ini terjadi berkat “suntikan” insentif perpajakan yang berupa diskon tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) hingga 100% yang dinikmatinya sejak Maret hingga akhir Desember 2021.
Direktur Pemasaran TAM, Anton Jimmi Suwandy saat berbincang secara virtual dalam Toyota Media Gathering 2021 yang digelar 22 Desember 2021, mengakui ketokceran insentif yang diberikan pemerintah itu.
“Dukungan pemerintah tahun ini (tahun 2021) dengan insentif PPnBM, saya rasa sudah sangat terbukti bisa mendukung industri otomotif nasional. Saya juga lihat, data produk-produk yang diberikan insentif PPnBM ini penjualannya sangat melesat naik. Rata-rata kalau Avanza dan Veloz bisa mencapai 70% sampai 80%, Rush 90%. Kalau Vios itu bahkan 340% meskipun secara volume tidak setinggi model lain,” papar Anton.
Makin ambrol dari tahun ke tahun
Data yang dhimpun Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dinukil Mobilitas, Rabu (9/2/2022) menunjukkan, di tahun penjualan sedan Toyota Vios (wholesales) pada tahun 2014 masih sebanyak 20.832 unit. Namun di tahun berikutnya, atau tahun 2015, penjualannya ambrol menjadi 17. 420 unit.
Ternyata ambrolnya penjualan tak berhenti sampai di tahun itu saja. Pada tahun 2016 kembali ambrol menjadi 8.672 unit, tahun 2017 longsor lagi menjadi 746 unit.
Bahkan di tiga tahun selanjutnya, terus ambrol secara berturut dan semakin parah. Tahun 2018 penjualan hanya sebanyak 703 unit, tahun 2019 sebanyak 504 unit, dan di tahun berikutnya atau di tahun 2020 penjualan yang dibukukan cuma 309 unit.
Sementara di tahun 2021 – berkat insentif diskon PPnBM – melonjak menjadi 1.243 unit. Tetapi, jumlah ini masih sangat jauh di bawah angka penjualan tahun 2016, apalagi tahun 2014. (Din/Aa)