Jakarta, Mobilitas – Memasuki bulan-bulan musim hujan menjelang pengujung tahun, salah satu perlengkapan yang tak boleh dilupakan untuk selalu ada di setiap perjalanan adalah jas hujan. Namun, satu hal yang juga tak boleh diabaikan atau dianggap sepele adalah pilihan jas hujan yang tepat, aman, sekaligus nyaman ketika digunakan menembus derasnya guyuran hujan.
Seperti diungkap penggiat kampanye keselamatan berkendara yang juga instruktur safety riding Jawa Dwipa Adventures, Yus Apriyanto, saat ini banyak ragam maupun jenis jas hujan yang dipasarkan produsen dan digunakan oleh masayarakat. Ragam maupun jenis ini itu dimaksudkan untuk memberikan alternatif harga yang menyasar kelompok konsumen yang dituju.
“Sebenarnya, soal variasi harga dan ragam segmen pasar yang dibidik tidaklah menjadi masalah dalam perspektif keamanan dan keselamatan berkendara. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah bentuk atau jenis jasa hujan. Apakah bentuk atau model jas hujan yang dipakai atau dipilih itu benar-benar aman digunakan di saat berkendara di tengah derasnya guyuran hujan? Nah, itu yang musti dijawab dulu,” papar Yus saat dihubungi Mobilitas dari Jakarta, Selasa (28/9/2021).
Dia memberikan pedoman bagi kita yang akan membeli jas hujan sebagai persediaan memasuki masa berkendara di musim hujan. Pertama, pilihlah jas hujan yang berbentuk atau model setelan atasan dan celana (bawahan).
“Jas hujan model ini selain lebih fleksibel juga lebih praktis dan aman dibanding jas hujan ponco. Terlebih jas hujan model ponco menyimpan potensi risiko dan sejumlah kasus yang terjadi membuktikannya. Ujung jas hujan ponco bisa tersangkut ke rantai motor atau bagian lain dari motor, bahkan tersangkut ke kendaraan lain saat melintas di jalan, sehingga terjadi kecelakaan,” papar Yus.
Kedua, pilih jas hujan dengan warna yang terang atau mencolok. Hal ini dimaksudkan agar keberadaan kita di tengah guyuran air hujan yang lebih, tetap terlihat oleh pengguna kendaraan lain baik yang dari arah depan maupun belakang.
“Karena pada saat hujan deras, pandangan pengguna kendaraan (baik mobil maupun sepeda motor) terhalang oleh air hujan. Sehingga, jika jas hujan kita berwarna mencolok akan memberikan tanda atas keberadaan kita,” jelas pria yang pernah menjadi instruktur safety riding nasional di rangkaian kampanye keselamatan berkendara nasional itu.
Ketiga, demi kenyamanan berkendara, pilihlah jas hujan yang pada detil-dtil sambungannya tidak dijahit, tetapi dipress. Hal ini untuk menghindari air hujan menyelinap masuk ke dalam jas hujan sehingga tubuh kita basah dan menjadi tidak nyaman selama berkendara.
Keempat, utamakan untuk memilih jas hujan dari bahan parasut bukan PVC. Selain lebih berat, bahan dari PVC juga menjadikan gerakan kita selama mengendarai sepeda motor di tengah hujan kurang fleksibel.
“Apalagi, ketika usai digunakan dan dijemur, jas hujan dari PVC akan menjadi lebih kaku. Sehingga saat dilipat dan untuk disimpan kembali di bagasi motor kurang fleksibel lagi,” imbuh Yus Apriyanto. (Dam/Jrr/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id