Mobil Tesla Buatan Cina Kian Merajalela di Pasar Asia

0
1301
Ilustrasi, Tesla Model 3 - dok.Istimewa

Jakarta, Mobilitas – Mobil listrik asal Amerika Serikat yang diproduksi di Gigafactory Shanghai ini selain diekspor ke Erpa juga ke Asia.

Sejumlah negara di kawasan Asia telah dikirimi mobil Tesla – khususnya Tesla Model 3 dan Model Y – buatan Cina ini, antara lain Korea Selatan, Jepang, India, Thailand, Singapura, Malaysia, dan Filipina. Jumlah unit yang diekspor terus bertambah seiring dengan semakin banyaknya negara-negara di kawasan Asia yang dirangsek Tesla Inc.

Analis industri di Bursa Saham Hong Kong, Raymond Tsai, yang dikutip Asia Business Insight, belum lama ini mengatakan ekspansi Tesla di Asia terus berlangsung dengan pembukaan kantor operasional dan diler baru di berbagai negara dengan Cina (Shanghai) sebagai pusat produksi. Pada saat yang sama, Tesla juga memainkan strategi penurunan harga di Cina dan negara lainnya.

“Ternyata ini cukup efektif menyiasati ketatnya persaingan di pasar. Jika Tesla menerapkan kebijakan di negara-negara tertentu diberi hak untuk merakit dengan mengimpor mobil secara terurai (CKD) akan membuat harga lebih kompetitif. Apalagi banyak negara-negara di Asia yang membebaskan bea impor untuk kendaraan listrik yang dirakit di dalam negeri mereka,” papar Tsai.

Data Asosiasi Mobil Penumpang Cina (CPCA) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Selasa (21/3/2023) menunjukkan sepanjang 2021 sebanyak 157.112 mobil Tesla buatan Cina yang diekspor ke Eropa dan Asia. Kemudian di tahun berikutnya melonjak menjadi 271.095 unit.

ILustrasi, sebuah showroom Tesla di Korea – dok.Forbes

Sementara di tahun 2023 ini, total mobil setrum Tesla yang dikirim ke luar negeri telah mencapai 73.794 unit. Rinciannya di Januari sebanyak 33.315 unit dan selama Februari 40.479 unit.

Menariknya, porsi penyerapan mobil Tesla asal Cina yang diekspor itu di Asia terus bertambah. Data memperlihatkan, jika di 2021 masih 12,05%, pada 2022 menjadi 21,03%.

Adapun di Indonesia, Tesla Inc hingga kini masih santer disebut bakal berinvestasi di Indonesia, meski belum dipastikan apakah investasi tersebut membangun pabrik perakitan mobil atau lainnya. Tetapi, yang pasti, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menyebut saat ini proses pembahasan soal investasi dengan Tesla mengalami kemajuan.

Hanya, Luhut belum bisa membocorkan isi pembahasan yang telah dicapai karena terikat dengan perjanjian bersama Tesla, Non-Disclosure Agreement (NDA).

“Tetapi bisa saya bisa katakan ada kemajuan yang sangat maju. Belum bisa dikatakan karena saya masih terikat pada NDA,” kata Luhut di sela Konferensi Pers insentif KBLBB di Kantor Kemenko Marves, Jakarta, Senin (20/3/2023). (Yus/Aa)

 

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here