Jakarta, Mobilitas – Sampai bulan kesebelas atau satu bulan menjelang tahun 2025 berakhir, yakni di bulan November, penjualan mobil di Indonesia masih loyo. Menariknya, tak hanya mobil kelas menengah ke bawah saja yang penjualannya loyo, tetapi juga mobil mewah.
Salah satu merek mobil mewah yang penjualannya rontok di Indonesia adalah Lexus, merek mewah milik Toyota. Selama periode Januari – November 2025, penjualan mobil merek itu – baik penjualan grosir dari pabrik ke dealer (wholesales) maupun penjualan eceran dari dealer ke konsumen alias penjualan ritel – anjlok hingga 40 persen lebih.
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dikutip Mobilitas di Jakarta , Kamis (18/12/2025) menunjukkan di rentang waktu sebelas bulan pertama 2025 itu, mobil Lexus yang terlego ke dealer sebanyak 1.437 unit. Jumlah tersebut anjlok 40,8 persen dibanding total penjualan grosit di periode sama pada tahun 2024.
Sementara, jumlah yang terjual dari dealer ke konsumen alias penjualan ritel, sebanyak 1.424 unit. Jumlah penjualan eceran tersebut anjlok sampai 44,6 persen dibanding periode sama di tahun lalu.

Namun, berbeda dengan penjualan mobil di segmen kelas menengah ke bawah yang penjualannya loyo karena daya beli konsumennya loyo, kemmpuan membeli konsumen potensial mobil Lexus masih tinggi. Namun karena mereka melihat kondisi ekonomi riil nasional dan global yang dirasa meragukan, maka merek menahan belanja.
“Karena, salah satu karakter konsumen kelas atas itu rasional dalam konsumsi. Bukan karena uang merek yang terbatas, tetapi karena mereka berpikir soal manfaat nili uang apakah sepadan dengan manfaat maksimal yang merek dapatkan di tengah ketidakpastian ekonomi,” ungkap Direktur Eksekutif CELIOS, Bhima Yudhistira Adinugraha saat dihubungi Mobilitas di Jakarta, Kamis (18/12/2025).
Menurut Bhima, orang kaya Indonesia cenderung lebih hati-hati dalam belanja mewah. Mereka Mereka memikirkan daya tahan aset, dampak inflasi, dan peluang investasi baru kendati aliran kekayaan mereka masih terus bertambah. (Din/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id












