Jakarta, Mobilitas – Merosotnya penjualan mobil di Indonesia selama kurun waktu Januari – Oktober 20265, ternyata tidak hanya terjadi di mobil-mobil untuk segmen pasar menengah dan bawah atau entry level saja. Tetapi, juga melanda segmen pasar mobil premium alias kelas mewah.
Salah satu merek mobil mewah yang penjualannya jeblok adalah Lexus. Merek mobil mewah milik Toyota Motor itu membukukan anjloknya penjualan – baik dari pabrik ke dealer atau penju;alan grosir alias wholesales maupun penjualan eceran dari dealer ke konsumen atau penjualan ritel – di periode Januari – Oktober 2025.
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Kamis (21/11/2025) menunjukka di periode Januari – Oktober 2025 itu, total jumlah mobil wholesales mobil Lexus sebanyak 1.352 unit. Jumlah itu anjlok 39,3 persen dibanding periode sama di tahun 2024.
Sementara, total penjualan ritelnya di saat yang sama, sebanyak 1.335 unit. Jumlah tersebut anjlok 44,4 persen dibanding penjualan ritel yang dibukukannya.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti, yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, Kamis (21/11/2025) menyebut berbeda dengan di segmen menengah dan bawah yang turun karena daya beli yang turun, di segmen atas disebabkan konsumen enggan. Meski daya beli segmen mobil mewah alias orang kaya itu masih kuat atau bahkan sangat kuat.
“Segmen atas itu merupakan konsumen tipe yang sangat rasional. Mereka sang berhitung kapan saat yang tepat spending money atau belanj, dan kapan tidak. Orang kaya di Indonesia menahan belanja karena kekhawatiran terhadap ketidakpastian ekonomi baik nasional maupun global. Mereka juga melihat cermat inflasi, dan tren ekonomi yang akan terjadi,” kata Esther.
Menurut Esther, fenomena seperti itu sudah terjadi sejak awal tahun. Hal itu, kata dia, terlihat dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2025 yang menunjukkan kelompok 20 persen masyarakat teratas atau terkaya mulai menahan konsumsi.
“Berdasarkan data Susenas 2025 itu kelompok atas memang agak menahan konsumsinya,” tandas Esther. (Anp/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id












