Mobility

Pasar Mobil Bekas Tumbuh Subur di RI dengan Penjualan 2 Juta Unit, Ini Pemicunya

×

Pasar Mobil Bekas Tumbuh Subur di RI dengan Penjualan 2 Juta Unit, Ini Pemicunya

Share this article
Ilustrasi, mobil bekas - dok.Istimewa

Jakarta, Mobilitas – Daya beli masyarakat, khususnya kelas menengah, yang terus menurun dalam beberapa tahun terakhir menjadikan mereka tidak sanggup lagi membeli mobil baru yang harganya terus naik. Terlebih kini pasar mobil bekas juga lebih transparan dengan ragam pilihan model yang bervariasi dan kualitas produk yang dijual masih bagus.

Sekretaris Jenderal Gabungan industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara, saat ditemui Mobilitas di usai diskusi “Menakar Efektivitas Insentif Otomotif,” yang digelar Forum Wartawan Industri (Forwin) di Jakarta, Senin (19/5/2025) menyebut tren itu pertumbuhan signifikan pasar mobil bekas di Indonesia, itu terjadi setelah tahun 2014 sampai saat ini.

“Saat itu, pertumbuhan pendapatan per kapita (PDB per kapita)terus menipis, sementara harga mobil baru yang menggunakan teknologi baru dan fitur yang semakin bagus plus bermacam pajak terus naik. Nah, di sini ada ketidaksesuaian antara target market dengan produk mobil baru. Akhirnya, masyarakat kelas menengah ini beralih ke mobil bekas,” papar Kukuh.

Terlebih, lanjut Kukuh, saat ini banyak Agen Pemegang Merek (APM) mobil – baik dari Asia maupun Eropa – yang membuka divisi khusus penjualan mobil bekas produk merek mereka. Mobil-mobil seken itu juga dijamin kualitasnya disertai sertifikat.

Begitu pula dengan gerai-gerai mobil bekas non APM, juga banyak telah memberi jaminan kualitas produk. Selain itu, proses transaksi pembelian mobil bekas itu juga semakin mudah.

Ilustrasi, mobil bekas yang dijual di di Honda Certified Used Car telah melalui pemeriksaan petugas inspeksi yang telah lulus bersertifikasi – dok.HPM

‘Sekarang dalam tiga tahun terakhir rata-rata penjualan mobil bekas di Indonesia telah mencapai 2 juta unit per tahun. Sedangkan penjualan mobil baru masih 1 juta unit, atau bahkan kurang,” jelas Kukuh.

Pernyataan senada diungkap peneliti senior LPEM Universitas Indonesia, Riyanto, yang ditemui Mobilitas di tempat yang sama. Menurut dia, pasar mobil baru di Tanah Air pada tahun 2000-2013 rata-rata tumbuh 21,3 persen karena ditopang oleh kenaikan pendapatan per kapita yang mencapai 28,2 persen per tahun.

“Tetapi kondisi mulai berubah sejak akhir tahun 2013 atau sejak tahun 2014 hingga 2023 dimana pendapatan per kapita hanya tumbuh 3,65 persen. Sehingga, penjualan mobil baru tergerus rata-rata 1,64 persen per tahun. Sebaliknya, pasar mobil bekas tumbuh rata-rata 22,3 persen per tahun. Apalgi di tahun 2024 sampai tahun 2025 ini dimana daya beli kelas menengah turun. Ini yang kemudian menjadikan perubahan preferensi masyarakat terhadap rencana beli mobil,” papar Riyanto.

Terlebih, kata dia, jika dilihat dari anatomi struktur kelas menengah di Indonesia, ternyata jumlah kelompok masyarakat kelas menengah yang terbesar adalah kategori kelas menengah pemula. Padahal kelas menengah yang memiliki daya beli masih kuat itu kategori madya dan pertama, tetapi jumlahnya lebih sedikit,begitu pun dengan kelas atas. (Aa)

Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id