Penjualan Mobil ke Konsumen di RI Selama Juni dan Juli Tahun Ini Ambyar

0
1330
Ilustrasi, Wuling Almaz di GIIAS 2022 - dok.Mobilitas

Jakarta, Mobilitas – Meski secara kumulatif naik, tetapi selama dua bulan terakhir (juni – Juli) penjualan dari diler ke konsumen (ritel) terus merosot.

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dikutip Mobilitas, di Jakarta, Rabu (9/8/2023) menunjukkan, sepanjang Januari hingga Juli tahun ini jumlah mobil yang dilego agen pemegang merek melalui diler ke konsumen (penjualan ritel) mencapai 578.851 unit. Jumlah ini naik 6,1 persen dibanding total penjualan ritel di periode sama 2022.

Fakta data berbicara, jumlah mobil yang terlego ke konsumen (ritel) di periode Januari – Juli 2022 sebanyak 545.768 unit. Namun, jumlah ini jauh lebih banyak dibanding total penjualan ritel yang dibukukan selama tujuh bulan pertama di 2021, yang sebanyak 451.887 unit.

Namun, penjualan ritel sepanjang bulan terakhir atau Juli ternyata menurun secara beruntun dibanding bulan Juni dan Mei. Data menunjukkan di bulan Mei total penjualan ritel yang diraup seluruh pabrikan di Tanah Air masih sebanyak 82.559 unit, kemudian Juni susut menjadi 80.021 unit, dan kini di bulan Juli merosot lagi menjadi 76.315 unit (melorot 4,6 persen dibanding Juni).

Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto, yang dihubungi Mobilitas, di Jakarta, Rabu (9/8/2023) menyebut sebenarnya daya beli masyarakat masih stabil. Suku bunga kredit untuk pembelian kendaraan bermotor roda empat tidak mengalami kenaikan.

Toyota Raize – dok.Toyota Astra Motor

Inflasi pun, lanjut Jongkie, juga tidak melonjak dan pendapatan masih relatif stabil. Sebab, harga komoditas (perkebunan dan tambang) juga masih stabil dan di atas ekspektasi.

“Jadi, yang perlu kita cek untuk memastikan adalah, apakah ada kendala bagi APM (agen pemegang merek) untuk men-delivery produk baik ke diler maupun ke konsumen,” papar dia.

Sementara, data Badan Pusat Statistik yang dinukil Mobilitas, di Jakarta, Rabu (9/8/2023) memperlihatkan selama kuartal pertama 2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,03 persen. Sedangkan di kuartal kedua mencapai 5,17 persen.

Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Teuku Riefky, yang dihubungi Mobilitas, di Jakarta, Rabu (9/8/2023) mengatakan khusus penyaluran kredit konsumsi secara nasional masih meningkat.

Sepanjang kuartal I tahun ini penyaluran kredit ini masih tumbuh 9,41 persen, naik dibanding kuartal IV 2022 yang tumbuh 9,12 persen. “Daya beli yang masih stabil bahkan meningkat, dan tingkat inflasi yang terkendali,” ujar dia. (Opi/Din/Aa)