Jakarta, Mobilitas – Kalangan industri sepeda motor bersumber tenaga dari setrum itu menyebut tidak jelasnya kelanjutan subsidi motor listrik setelah tahun lalu mendapat diskon jor-joran.
Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) Budi Setiyadi yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, Senin (22/9/2025) menyebut, pada semester pertama (Januari – Juni) 2025 penjualan sepeda motor listrik di Tanah Air merosot 20 – 40 persen. “Totalnya sekitar 11.000–12.000 unit,” ujar Budi.
Menurut mantan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub itu, ada keraguan dari masyarakat untuk membeli seped motor listrik pada saat ini. Sebab mereka menunggu kabar subsidi pembelian yang berlaku seperti tahun lalu.
“Masyarakat sudah tahu, sehingga mereka menunggu kepastian kelanjutan subsidi tersebut. Tetapi karena sampai bulan kesembilan ini tidak terjadi sehingga kemungkinan penjualan tahun ini bisa turun 60 – 70 persen dibanding tahun lalu,” kata Budi.
Dengan kata lain, jika di tahun lalu penjualan mencapai 70 ribu unit, maka tahun ini diperkirakan hanya sekitar 30 – 25 ribu unit. “Tentu ini akan berdampak pada produksi tahun berikutnya,” tandas Budi.
Sementara itu, pengamat transportasi Djoko Setijowarno menyebut soal harga bukanlah satu-satunya dan yang utama menyebabkan orang enggan membeli sepeda motor listrik. Pertimbangan jarak tempuh kendaraan, infrastruktur pengisian daya baterai, layanan jika terjadi kerusakan, hingga nilai jual kembali menjadikan penyebab keengganan tersebut.
“Terlebih soal kebiasan dalam melakukan perjalanan. Orang Indonesia yang kerap mampir-mampir sehingga pikir-pikir kalau pakai motor listrik khususnya kalau daya baterai habis, ini juga berepengaruh,” papar Ketua Masyarakat Trnsportasi Indobesi saat dihubungi Mobilitas di Jakarta, Senin (22/9/2025).
Satu hal lagi yang juga menjadikan masyarakat banyak enggan untuk beralih dari motor konvensional adalah sensasi yang menurut mereka tidak ada di motor listrik, yakni raungan khas mesin. Selain itu, banyak orang yang mengaku masih sreg jika menggunakan motor konvensional. (Anp/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id