Seoul, Mobilitas – Mobil jenis crossover listrik Hyundai Kona yang diluncurkan pertama kali di Korea Selatan pada April 2018 mendadak menjadi mobil listrik terlaris di negeri itu dengan penjualan hingga akhir tahun sebanyak 10.000 unit.
Namun, kondisi mulai berubah pada tahun 2019 hingga 2021 dimana banyak mobil setrum itu yang terbakar di Korea Selatan maupun di sejumlah negara Eropa dan Amerika dan berujung penarikan (recall).
Seperti dilaporkan situs resmi Lembaga Keselamatan Jalan Raya Nasional (NHTSA) Amerika Serikat, akhir Februari 2021 lalu, hingga waktu itu total Hyundai Kona bersumber tenaga dari setrum yang ditarik mencapai 82.000 unit secara global. Dan di Korea Selatan saja, sebanyak 76.000 unit.
Untuk melakukan penggantian baterai mobil – yang diduga menjadi biang kerok kebakaran tersebut – Hyundai harus merogoh kocek sebanyak 1 miliar won atau sekitar Rp 12 miliar lebih (kurs 1 won = Rp 12,04). Nilai recall ini disebut sebagai biaya recall termahal yang pernah dibayar pabrikan terbesar di Korea tersebut.
Kini, meski proses recall sudah kelar dilakukan, ternyata persoalan masih belum selesai. Terbukti masih ada Hyundai Kona bersumber tenaga dari setrum itu yang terbakar. Bahkan, peristiwa itu terjadi di negeri sendiri.
Seperti dilaporkan laman Business Korea dan Korea Joongang News, Rabu (12/11/2021) peristiwa itu terjadi di jalan di Taean, Provinsi Chungcheong Selatan, Korea Selatan sekitar pukul 18:46 waktu setempat, pada Selasa (11/1/2022) kemarin. Kantor Pemadam Kebakaran setempat mengatakan, mobil yang terbakar itu merupakan model tahun 2020.
Pemilik mobil mengatakan, mobilnya adalah salah satu mobil yang masuk dalam program recall Hyundai karena teridentifikasi rawan terbakar. Proses recall pun telah dijalani dan diler Hyundai sudah mengganti baterai mobil itu pada September tahun 2021 lalu.
“Saya pergi bekerja di pagi hari dengan mobil terisi 100%. Kebakaran terjadi dalam perjalanan pulang. Pada saat kebakaran itu terjadi, daya listrik baterai 97%. Saya mengganti baterai sesuai dengan langkah-langkah penarikan, tetapi kebakaran masih saja terjadi. Kita perlu mencari penyebabnya lagi,” ungkap pemilik yang tak bersedia disebutkan namanya itu.
Petugas pemadan berhasil memberangus api yang melalap mobil itu. Meski mobilnya telah hangus dan menjadi rongsok dan kerugian yang diderita pemilik ditkasir mencapai 28 juta won atau sekitar Rp 337,12 juta.
“Beruntung, tidak ada yang terluka atau menjadi korban dalam peristiwa ini,” bunyi keterangan Kantor Memadam Kebakaran Taean.
Sementara, Juru Bicara Hyundai yang dihubungi Korea Business memilih bersikap hati-hati dalam memberi jawaban. “Kami akan menyelidiki penyebab kecelakaan itu,” ucap dia. (Jrr/Aa)