Jakarta, Mobilitas – Proyek pengembangan baterai kendaraan listrik di Halmahera Timur, Maluku Utara, senilai US$ 6 miliar itu merupakan proyek terintegrasi.
Laporan laman Antaranews yang dikutip Mobilitas, di Jakarta, Juma (27/6/20250 menyebut rencana peresmian proyek itu diungkap oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia.
“Proyek didukung oleh investasi dari Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL, pabrikan baterai listrik terbesar di dunia asal Republik Rakyat Cina), dan diresmikan oleh Presiden (Prabowo Subianto), 29 Juni 2025 nanti,” papar Bahlil.
Proyek tersebut meliputi beberapa komponen, termasuk operasi penambangan, peleburan, pemrosesan pelindian asam bertekanan tinggi (HPAL), dan produksi prekursor dan katoda. “Ini akan menjadi proyek pertama dengan skala dan jenis seperti ini di dunia,” klaim Bahlil.
Dengan sistem yang terintegrasi penuh ini, lanjut Bahlil, biaya produksi baterai EV di Indonesia akan berkurang secara signifikan. Sehingga daya saing produk baterai maupun kendaraan penggunanya yang dibuat di indonesia lebih tinggi.
Inisiatif tersebut, kata Bahlil, merupakan salah satu dari 18 proyek industri hilir — yang bernilai hampir US$45 miliar — yang akan dikembangkan di Indonesia. Proyek lainnya termasuk proyek yang berfokus pada nikel, bauksit, penyulingan minyak, penyimpanan energi, gasifikasi batu bara (DME), dan beberapa proyek lainna. (Swe/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id