Selama Lima Bulan di RI, Mobil Subaru Hanya Terjual Segini

0
1110
Subaru BRZ terbaru hadir di GIIAS 2022 - dok.Istimewa

Jakarta, Mobilitas – Subaru Corporation kembali menjajakan mobil di Indonesia pada semester kedua 2022 lalu.

Sebelumnya, agen pemegang merek mobil buatan Subaru Corporation di Indonesia – yakni PT Motor Image Indonesia (MII) – sejak 2014 tidak diperbolehkan mengimpor dan menjual mobil lagi, karena dinilai terbukti melakukan tindakan pemalsuan dokumen impor. Izin impornya dibekukan.

Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan Indonesia menyatakan sejak awal Juli 2014, mobil Subaru yang masuk Indonesia disebut di dokumen sebagai mobil jenis berpenggerak dua roda (2-wheel drive), padahal faktanya, mobil tersebut berpenggerak empat roda (4 wheel drive).

Akibatnya, MII diberi sanksi harus membayar denda atas pemalsuan dokumen impor selama 2013 senilai Rp 1,5 triliun. Ratusan unit mobil Subaru di Indonesia disita Bea Cukai.

Meski sejatinya, hal itu bisa dihindarkan jika MII membayar setengah dari denda tersebut atau sekitar Rp 750 miliar. Namun, ternyata MII itu tak memilih opsi itu, alias tak membayarnya.

Ilustrasi, mobil Subaru BRZ di GIIAS 2022 – dok.Mobilitas

Tetapi, sejak 2021 Subaru Corporation menggandeng PT Plaza Auto Mega (PAM) sebagai distributor dan agen pemegang merek baru di Indonesia. Proses penjualan kembali mobil Subaru dimulai lagi pada semester kedua 2022.

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dikutip Mobilitas, di Jakarta, Minggu (2/7/2023) menunjukkan, sejak pertama kali berjualan hingga akhir 2022, mobil Subaru yang terjual ke konsumen (penjualan ritel) di Indonesia sebanyak 152 unit.

Jumlah itu dibukukan oleh Subaru XV sebanyak 65 unit, Subaru Forester 63 unit, dan Subaru BRZ 24 unit. Dengan total penjualan sebanyak ini, di tahun tersebut Subaru Corporation baru menghirup pangsa pasar mobil di Indonesia sebesar 0,01 persen.

Sedangkan di tahun 2023 ini, sepanjang Januari hingga Mei, total angka penjualan ritel yang dikoleksi oleh PT PAM sebanyak 193 unit. Sedangkan pangsa pasar yang dihirupnya hanya 0,01 persen. (Din/Aa)