Jakarta, Mobilitas – Pengujian ilmiah atas klaim Bobibos sebagai bahan bakar dengan Research Octane Number (RON) setara 98 oleh PT Inti Sinergi Formula (Sultan Sinergi Indonesia Grup) perlu dilakukan agar publik benar-benr paham secara teknis atas keunggulan yang diklaim tersebut.
“Itu harus diuji lalu hasilnya diumumkan ke publik. Sebab, secara umum, bahan bakar dengan nilai oktan tinggi, terlebih memakai bahan dari nabati, pada umumnya dihasilkan proses pengolahan yang kompleks. Bahkan memerlukan tambahan zat aditif. Nah apakah RON-nya benar 98,” ungkap Ketua Pusat Studi Kebijakan Energi dan Pertambangan (Puskep) Universitas Indonesia, Ali Ahmudi, saat dihubungi Mobilitas di Jakarta, Rabu (12/11/2025).
Menurut Ali, selama ini Bahan Bakar Minyak (BBM) beroktan tinggi dihasilkan melalui kilang minyak dengan teknologi pemrosesan yang panjang, terlebih dilakukan melalui bantuan katalisator untuk memicu reaksi kimia .
“Contohnya, minyak jelantah yang diubah menjadi biodiesel atau avtur. Ini kan melalui pemecahan rantai hidrokarbon dengan katalis tertentu,” tandas dia.
Senada dengan Ali, Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara, yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, Rabu (12/11/2025) mengatakan menyambut baik kabar inovasi. Tapi, Kukuh mengaku masih menunggu kepastian uji ilmiah BBM tersebut oleh Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) Kementerian ESDM.
“Jika itu terbukti maka akan menjadi kabar baik. Karena BBM berperforma tinggi, dan ramah lingkungan. Jadi kita tunggu saja hasilnya,” ujar Kukuh.
Seperti diketahui, PT Inti Sinergi Formula menyatakan telah berhasil membuat inovasi baru yang bernama Bobibos. BBM ini terbuat dari tanaman dan diklaim memiliki Research Octane Number (RON) 98 dengan emisi yang rendah. (Sas/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id
