Stella Clarke, Wanita di Balik Keindahan Mobil Bunglon BMW iX

Stella Clarke saat menjelaskan soal teknologi warna BMW iX Flow - dok.BimmerPost

Las Vegas, Mobilitas – Bayerische Motoren Werke (BMW) membuat gebrakan anyar dalam gaya desain tampilan mobil yang diklaim bakal tak membosankan karena bisa berubah warna tanpa melabur lagi bodi mobil, melainkan cukup pencet sebuah tombol. Sebutan mobil “Bunglon” pun disematkan padanya.

Mobil yang masih berupa konsep – bernama BMW iX Flow – itu telah diperkenalkan di hajatan Consumer Electronics Show (CES) 2022 yang berlangsung di Las Vegas, Amerika Serikat, 5 – 7 Januari lalu.

Kabar itu sontak memantik rasa penasaran publik dunia. Bagaimana itu terjadi? Teknologi apa yang digunakan? Bagaimana sistem kerja pergantian warna, dan lainnya adalah serangkaian pertanyaan yang mencuat di benak orang.

Tetapi pertanyaan yang tak kalah penting adalah, siapa sosok di balik kecanggihan teknologi itu?  Jawabnya adalah Stella Clarke, seorang insinyur asal Australia yang menjadi Kepala Proyek yang dinamai BMW shade-flipping.

Konsep BMW iX Flow yang dipmaerkan di hajatan CES 2022 – dok.Euronews

Dia adalah wanita kelahiran East Anglia, Inggris yang sejak tahun 1998 menetap di Australia. “Saat ini saya memiliki studio di Haddon, yang berada tepat di luar Ballarat di kawasan Victoria, Australia,” ungkap Stella dalam sebuah wawancara, belum lama ini.

Seniman sekaligus peneliti ini memang memiliki keahlian dalam bidang teknik pewarnaan. Namun bukan sembarang teknik pewarnaan yang dia kuasai, melainkan sebuah teknik yang memadukan antara keindahan, kecanggihan, dengan sebuah keramahan terhadap lingkungan terutama dalam penggunaan bahan-bahan.

Baginya, penggunaan bahan cat, minyak atau akrilik yang disertai dengan campuran beragam bahan kimia akan memiliki dampak yang serius bagi keseimbangan alam karena limbah bahan-bahan itu yang mendera sebagian unsur alam. Oleh karenanya, menggunakan bahan dengan jumlah yang sama, namun memberikan efek yang beragam plus keindahan yang lebih, adalah sebuah langkah yang bijaksana.

Stella Clarke insinyur asal Australia yang menjadi pemimpin proyek BMW iX Flow yang bisa berubah warna – dok.Whichcar

“Saya mengagumi apa yang diungkapkan ahli filsafat Henry David Thoreau (filosof yang juga naturalist asal Amerika Serikat), yang mengatakan bahwa manusia yang kaya adalah manusia yang mampu meninggalkan manfaat yang lebih banyak bagi alam. Dan menjadikan alam sendirian untuk pulih dan berkembang,” kata dia.

Layaknya fashion
Prinsip inilah yang dia aplikasikan di mobil BMW iX Flow tersebut, yakni sebuah karya seni di sebuah benda namun bisa memberikan keindahan yang bisa dinikmati dalam berbagai suasana. Dengan mengadopsi teknologi warna seperti itu, mobil itu tak ubahnya sebuah produk fashion atau sebuah status media sosial yang mengekspresikan suasana hati di keadaan yang berbeda dalam kehidupan sehari-hari bagi penggunanya.

“Ini memberi pengemudi kebebasan untuk mengekspresikan berbagai aspek kepribadian mereka atau bahkan kesenangan mereka, sekaligus untuk mendefinisikan kembali suasana setiap kali mereka duduk di mobil mereka,” kata Stella.

Perempuan yang didapuk BMW untuk mengepalai proyek BMW shade-flipping – dan membawahi sejumlah ahli – itu sedikit membeberkan cara kerja teknologi perubabahn warna itu. Pada bagian bodi mobil itu menggunakan E-Ink.

Stella Clarke – dok.Youtube

Tinta khusus itu dibungkus dalam sebuah mikrokapsul yang tebalnya hanya sebesar rambut manusia. Setiap kapsul mikro, berisi pigmen putih yang bermuatan listrik negatif dan pigmen hitam yang bermuatan listrik positif.

Ketika medan listrik pada bodi mobil itu berubah (yaitu ketika pengemudi menekan tombol khusus untuk mengubah warna bodi dengan perantaraan teknologi elektroforesis) maka pigmen putih (dan sebaliknua hitam seperti yang dikehendaki) di mikrokapsul itu terkumpul pada permukaan bodi. Saat itulah warna di permukaan bodi mobil pun akan berubah.

Selain bergaya, perubahan kelir itu juga diklaim memberikan efek ramah lingkungan, yakni lebih irit dalam penggunaan sumber energi. Sebab saat cuaca terik, warna bodi mobil yang berganti putih akan menolak panas, sehingga mampu menjaga suhu kabin tak terlalu panas dan menghindarkan penggunaan AC secara maksimal.

BMW iX Flow saat berubah warna dari putih menjadi hitam – dok.Istimewa

Sebaliknya, di saat kondisi cuaca dingin bodi hitam mobil menyerap lebih banyak panas dan membantu menjaga kabin tetap hangat. Walhasil, kebutuhan energi untuk pengaktifan perangkat penghangat kabin pun juga minim.

“Semua perubahan dengan manfaatnya itu tentu berdampak pada penggunaan energi (bahan bakar) yang dibutuhkan untuk mengoperasikan perangkat yang dibutuhkan. Baik itu AC maupun penghangat ruang,” ucap Stella.

Sebuah inovasi cerdas di tengah upaya mengurangi dampak negatif dari sarana transportasi terhadap alam yang terus digalakkan dunia. Sehr gut, Stella. (Aa/Berbagai sumber)

Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id