Sudah Bangun Pabrik di Thailand, Neta Auto Juga Rakit Mobil di Indonesia

0
1239
Mobil listrik Neta V Pro - dok.Pandaily

Jakarta, Mobilitas – Neta Auto (merek di bawah Hozon Auto) telah memulai konstruksi pembangunan pabriknya di Thailand pada 10 Maret 2023.

Seperti tertera di laman Thailand Board of Investment (BOI) dan The Asia Business Insight, yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Senin (7/8/2023) Chief Executive Officer Neta Auto Zhang Yon, Maret lalu mengatakan Neta Auto berkongsi dengan perusahaan lokal Thailand, Bangchan General Assembly Co Ltd untuk merakit mobil di negara itu.

Pabrik yang berada di distrik Khan Na Yao, yang masih di wilayah Bangkok itu, mulai berproduksi pada Januari 2024. Kapasitas produksinya 20.000 unit per tahun. “Mobil yang diproduksi di Thailand ini akan dijual baik di Thailand maupun diekspor ke pasar lain di kawasan ASEAN (Asia Tenggara),” ungkap Zhang.

Hanya, dalam perkembangannya, ternyata pabrik di Thailand bukanlah satu-satunya pabrik perakitan di luar Cina. Sebab, perusahaan yang berkantor pusat di Shanghai, Cina, ini ternyata juga menyatakan akan merakit mobilnya di Indonesia.

Neta Auto menggandeng perusahaan lokal PT Handal Indonesia Motor (HIM) sebagai mitra lokalnya. Nota kesepahaman kerjasama keduanya diteken pada 26 Juli 2023, dan proses produksi akan dimulai pada kuartal kedua 2024 nanti.

“Sebagai brand yang baru saja berdiri di Indonesia, kami ingin menunjukkan komitmen serta keseriusan kami dalam menyediakan kendaraan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Tidak hanya berfokus pada konsumen, kami juga membangun kerja sama yang kuat dengan beberapa perusahaan untuk mencapai tujuan yang sama, yaitu membangun industri otomotif Indonesia menjadi lebih baik,” papar Assistant President NETA Auto dan Vice President NETA Overseas, Wang Chengjie, dalam keterangan resmi yang diterima Mobilitas, di Jakarta, Senin (7/8/2023).

Penandatangan MoU kerjasama NETA dengan PT Handal Indonesia Motor untuk merakit mobil Neta di Indonesia – dok.Istimewa

Tentu, perakitan di Indonesia ini menjadi tanda tanya bagi sejumlah kalangan. Namun kolega Mobilitas di Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan memastikan impor mobil dalam wujud CKD yang kemudian dirakit di dalam negeri tak akan mendapat fasilitas bebas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) impor.

Maklum, lanjut dia, fasilitas pembebasan PPN impor mobil listrik itu hanya akan diberikan kepada pabrikan yang berinvestasi di Tanah Air. Selain itu, hanya untuk mobil yang diimpor secara utuh.

“Tetapi itu bisa jadi strategi baik. Karena dengan merakit di dalam negeri Indonesia,maka harga produk akan lebih bersaing,” ucap kolega dari Kemenperin.

Sementara, di Thailand penjualan mobil listrik Neta Auto cukup moncer. Data Federasi Industri Thailand bidang Otomotif yang dinukil Mobilitas, di Jakarta, Senin (7/8/2023) menunjukkan sepanjang Januari – Juni tahun ini 5.955 mobil Neta V terjual di negara itu.

Jumlah ini setara dengan 19 persen dari total penjualan mobil listrik murni di Thailand.
Sedangkan di tahun 2022, data Asosiasi Pabrikan Mobil Cina (CAAM) yang disitat Mobilitas, di Jakarta, menunjukkan total penjualan mobil Neta Auto di dunia mencapai 152.073 unit, meroket 118 persen dibanding 2021. Dari total penjualan itu, 3.456 unit terjual di luar negeri. (Din/Jap/Aa)