Stockholm, Mobilitas – Volvo dikenal paling agresif dalam transisi ke mobil listrik di antara pabrikan lama.
Keterangan resmi pabrikan yang dikutip Mobilitas, Kamis (22/9/2022), menegaskan Volvo akan memacu penjualan mobil listrik (baik mobil listrik murni atau BEV maupun plug-in hybrid (PHEV).
“Sepanjang bulan Agustus tahun ini, total penjualan mobil listrik kami mencapai 5,7% dari total penjualan global Volvo. Ini akan terus dipacu dengan menyediakan berbagai model berteknologi listrik murni. Salah satunya SUV,” sebut pabrikan mobil premium asal Swedia itu.
SUV listrik – yang dinamai EX90 – itu dimodali beragam fitur canggih. Di antaranya, satu set sensor yang dapat mengurangi potensi kecelakaan hingga seperlima (20%).
Mobil ini menggunakan delapan kamera, lima radar, 16 sensor ultrasonik, serta sensor lidar”Dengan seperangkat alat tersebut, EX90 dapat mendeteksi pejalan kaki sejauh 250 meter atau benda yang berada jalan yang gelap hingga sejauh 120 meter di depan,” kata Chief Executive Volvo, Jim Rowan.
Volvo memang mematok target ambisius. Pada tahun 2030 nanti, dia hanya akan menjual mobil listrik murni (BEV) saja di dunia.
Namun, di Januari hingga Agustus tahun ini, penjualan mobil listrik (BEV dan PHEV) Volvo meredup. Data EV Volume dan The Green Journal yang dikutip Mobilitas, Kamis (22/9/2022) memperlihatkan Volvo melego 483.426 unit mobil listrik atau merosot 21,5% dibanding tahun lalu.
Di Eropa penjualan mobil setrum Volvo di periode itu sebanyak 146.658 unit, ambles 27,5% dibanding tahun lalu yang mencapai 202.282 unit. Cina terjual 102.899 unit, merosot 16,3% dari tahun lalu, yang sebanyak 122.914.
Di Amerika Serikat laku sebanyak 65.589 unit. Jumlah ini ambrol 23,7% dibanding periode sama tahun lalu, yang mencapai 86.015 unit. (Din/Aa)