Jakarta, Mobilitas – SUV kompak ini pertama kali diluncurkan di Jepang pada 14 Desember 2016.
Setelah di Jepang, Toyota Motor meggelontorkan mobil tersebut ke pasar Amerika Utara (terutama Amerika Serikat) dan Eropa pada tahun 2017. Kemudian ke sejumlah negara di Asia (termasuk Indonesia) pada 2018.
Meski Toyota dikenal sebagai pabrikan mobil paling populer di dunia, ternyata tidak serta merta membuat penjualan Toyota C-HR moncer. “Faktanya, penjualan Toyota C-HR yang sudah tidak populer menjadi lebih buruk pada tahun 2022,” tulis laman GoodCar BadCar, yang dikutip Mobilitas, di Jakarta, Rabu (1/3/2023).
Data laman itu menunjukkan, sepanjang 2018 Toyota C-HR di Amerika Serikat laku terjual sebanyak 49.642 unit, tetapi tahun berikutnya merosot menjadi 48.930 unit. Kemerosotan penjualan kembali terjadi pada tahun-tahun berikutnya, di 2020 misalnya, hanya 42.936 unit.
Kemudian pada 2021 ambles lagi menjadi 35.707 unit, bahkan di 2022 ambrol parah dan hanya sebanyak 12.141 unit. Adapun di Januari 2023 kemarin, Toyota C-HR di Negeri Paman Sam itu masih terlego sebanyak 346 unit.
Fakta juga berbicara, ternyata babak belurnya penjualan Toyota C-HR tak hanya terjadi di Amerika Serikat saja, tetapi juga di kampung halamannya sendiri yakni di Jepang.
Data di Asosiasi Distributor dan Importir Mobil Jepang (JAID) dan Asosiasi Diler Mobil Jepang (JADA) yang dinukil Mobilitas, Rabu (1/3/2023) memperlihatkan pada 2017 Toyota C-HR di negara itu masih terjual sebanyak 122.217 unit.
Tetapi tahun berikutnya ambrol menjadi 78.519 unit dan ambrolnya penjualan berlanjut di 2019 dimana hanya 55.804 Toyota C-HR yang terjual. Buruknya kinerja penjualan itu ternyata berlanjut di tiga tahun berikutnya.
Tahun 2020 hanya 33.684 unit. Kemudian di 2021 ambrol menjadi 18.105 unit, dan di 2022 ambyar lagi menjadi 11.814 unit. (Din/Aa)