Kuala Lumpur, Mobilitas – Produsen mobil Malaysia, Proton, pada Kamis (4/9/2025). meluncurkan pabrik perakitan mobil listrik pertamanya di Automotive High-Tech Valley, Tanjong Malim, sebuah kota 80 kilometer di utara Kuala Lumpur.
Laporan The Bangkok Post dan The Straits Times yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Senin (8/9/2025).menyebut pabrik itu di awal akan memiliki kapasitas produksi tahunan 20.000 unit mobil. “Namun, kapasitas tersebut dapat ditingkatkan menjadi 45.000 unit per tahun, ” ungkap Proton dalam pernyataan resmi.
Mobil listrik pertama yang akan dirakit di pabrik itu adalah e.MAS 7, setelah diikuti model entry-level, e.MAS 5. Mobil setrum Proton, e.MAS 7, telah diproduksi di Cina sejak diluncurkan pada tahun 2024, diperkirakan akan keluar dari jalur perakitan lokal Malatsa pada akhir September 2025.
Direktur pelaksana grup DRB-Hicom, Syed Faisal Albar, meenyebut mobil e.MAS 7 Proton merupaka mobil listrik terpopuler di Malaysia. Mobil itu telah terjual hampir 5.000 unit di dalam dan luar negeri pada periode Januai – Juli tahun 2025.
“Kami akan segera memulai produksi varian kedua, e.MAS 5, yang mencerminkan seruan pemerintah untuk kendaraan listrik yang terjangkau,” ujar Syed Faisal.
Proton bertekad untuk memasarkan mobil listrik itu tidak hanya di dalam negeri Malaysia saja, tetapi juga di sejumlah negara di Asia Tenggara. Terlebih, di internal regional kawasan ini terdapat fasilitas keringanan dan bahkan pembebasan tarif bea masuk.
Sekadar informasi, 51 persen saham Proton dimiliki oleh konglomerat Malaysia, DRB HICO. Sedangkan sisanya dimiliki oleh Zhejiang Geely Holding Group dari Republik Rakyt Cina. (Din/Aa).
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id