Targetkan Nol Emisi di 2030, Ini Langkah Konkret Gojek

Ilustrasi, Gojek - dok.Mobilitas

Jakarta, Mobilitas – Perusahaan rintisan layanan on-demand Gojek telah mematok target nol emisi – yang meliputi Three Zeros yakni Zero Emissions, Zero Waste dan Zero Barriers – pada tahun 2030 nanti. Untuk mencapai target itu, kini Gojek menjajaki kerjasama dengan dua pabrikan sepeda motor yakni Honda dan Gesits.

“Saat ini upaya kerjasama itu masih dalam tahap penjajakan. Tetapi sudah ada beberapa progres yang sudah kami capai,” tutur Co-CEO Gojek Kevin Aluwi saat konferensi pers virtual, yang digelar di Jakarta, Jumat (30/4/2021).

Dengan Gesits yang merupakan produsen sepeda motor listrik di Indonesia, Gojek melakukan kerjasama pengujian untuk mengetahui biaya. “Baik dalam pembelian saja, tetapi juga biaya saat pemakaian,” ujar Kevin.

Selain itu, dilakukan uji coba performa kendaraan roda dua bersumber tenaga dari setrum tersebut. Pasalnya, Gojek ingin seluruh motor dan mobil di bisnis transportasi yang dijalankannya merupakan kendaraan berbasis listrik.

Motor listrik Gesits – dok.Istimewa

Upaya lain yang dilakukan Gojek adalah menyediakan layanan GoTransit. Layanan ini merupakan solusi mobilitas yang membantu pengguna menentukan rute perjalanan, sehingga akan menghemat energi dan bahan bakar yang berujung berkurangnya emisi gas buang.

Caranya, dengan mengintegrasikan layanan satu moda transportasi dengan moda lainnya. “Ini pelayanan multi-moda. Ini berguna mendorong penggunaan masif layanan transportasi publik,” tandas Kevin.

Gojek bahkan membuat fitur hitung emisi karbon yakni GoGreener Carbon Offset dengan menggaet startup Jejak.in. Dengan fitur ini, pengguna bisa menghitung jumlah emisi karbon sehari-hari dan mengonversinya dengan menanam pohon sebagai ganti dari emisi karbon yang mereka hasilkan dari kendaraan yang mereka gunakan.

Ilustrasi, wanita penumpang ojek online Gojek – dok.Istimewa

Singkat kata, sebut Kevin, ada tiga pilar terkait komitmen mewujudkan nol emisi itu, yakni pelestarian lingkungan (GoGreener) dan pertumbuhan sosial ekonomi (GoForward). Dan ketiga, kesetaraan dan keberagaman (GoTogether).

“Ketiganya berfokus pada isu lingkungan dan sosial yang paling mendesak, sekaligus memberikan dampak paling signifikan bagi seluruh pemangku kepentingan,” imbuh Kevin. (Dar/Arf)