Bisnis

Truk Produksi Lokal Terancam Impor dari Cina, Sudah Jatuh Tertimpa Tangga

×

Truk Produksi Lokal Terancam Impor dari Cina, Sudah Jatuh Tertimpa Tangga

Share this article
Ilustrasi supir truk berat - dok. Big Rigs

Jakarta, Mobilitas – Sejumlah pengusaha angkutan truk kepada Agen Pemegang Merek (APM) menyebut harga truk impor asal Cina berharga lebih murah karena berstandar Euro 2 (padahal truk buatan lokal harus Euro 4), selain itu didatangkan bersamaan dengan investasi perusahaan dari Negeri Tirai Bambu itu.

Salah satu pejabat di Ditjen ILMATE, Kementerian Perindustrian yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, Jumat (8/8/2025) mengatakan karena standar Euro yang lebih rendah itu maka dibanding truk buatan lokal Indonesia yang sudah harus berstandar Euro 4, harga truk dari Cina itu lebih murah. Truk dari negara itu masuk dengan dalih karena ada permintaan khusus dari perusahaan-perusahaan asal Cina yang berinvestasi di Indonesia.

“Perusahaan-perusahaan asal Cina itu mengajukan permintaan mereka ke pemerintah Indonesia agar diizinkan menggunakan barang modal termasuk truk dari Cina, dengan alasan kenyamanan dan efisiensi,” papar pejabat itu.

Lebih miringnya harga truk asal Cina itu juga diakui Sales & Marketing Director PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (Fuso) Aji Jaya. Menurut Aji truk-truk yang sebagian besar merupakan kategori Heavy Duty Truck (truk berat) itu berstandar Euro 2.

Ilustrasi, truk 3 sumbu – dok.Lytx

“Bagaimana kami bisa bersaing, kalau produk impor dari Cina itu tidak melalui prosedur seperti yang dikenakan kepada kami. Produsen truk lokal dituntut untuk mengikis emisi karbon, sementara produk impor dengan standar emisi di bawah Euro 4, harganya jadi lebih murah,” kata Aji di booth Mitsubishi Fuso pada GIIAS 2025 belum lama ini.

Senada dengan Aji, Sales Director PT Hino Motor Sales Indonesia Susilo Darmawan yang ditemui Mobilitas di arena yang sama tetapi dalam waktu bebeda mengatakan truk-truk impor itu semakin menekan truk sekelas dan sejenis produksi lokal. “Apalagi kondisi pasar truk melemah termasuk di segmen heavy duty. Kalau kita lihat data, pada semester pertama pasar truk nasional itu turun 23 persen year on year. Jadi serbuan truk impor ini menadikan truk lokal seperti sudah jatuh tertimpa tangga,” kata Susilo.

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, menunjukkan sepanjang Jakarta, Jumat (8/8/2025) jumlah truk yang terjual di Tanah Air sebaanyak 27.980 unit. Jumlah ini anjlok dibanding total penjualan selama periode sama di tahun 2024, yang masih sebanyak 31.089 unit.

Padahal penjualan di enam bulan pertama 2024 itu sudah anjlok 24 persen. (Jrr/Aa)

Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id