Jakarta, Mobilitas – Sebelumnya, rencana pemerintah untuk menyetop impor solar pada tahun 2026 itu diungkap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia. Hal itu seiring dengan beroperasinya proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan dan implementasi program biodiesel dengan campuran 50 persen bahan nabati (B50).
Menanggapi hal itu, Founder & Advisor ReforMiner Institute, Pri Agung Rakhmanto, yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, Kamis (6/11/2025) menyebut dari sisi ketahanan dan kedaulatan energi nasional langkah pemerinth itu realistis dan progesif.
“Karena, bagaimana pun, ketergantungan BBM, khususnya solar yang digunakan oleh kendaraan niaga untuk mendukung kegiatan ekonomi itu tidak bagus. Sebab jika kegiatan ekonomi tergantung asing itu, itu berbahaya. Apalagi sektor-sektor utama seperti logistik yang penting bagi hajat hidup orang banyak. Karena itu, produksi B50 dan beroperasinya Refinery Development Master Plan untuk produksi biodiesel itu strategis,” papar Pri.
Namun dia mengingatkan agar pemerintah memastikan kompatibilitas atau kesesuaian BBM B50 itu dengan teknologi kendaraan yang ada. Sehingga tidak merugikan konsumen khususnya pengguna dari sektor pelaku usaha, karena jika itu terjadi, maka kegiatan ekonomi akan terganggu.

Selain itu, jaminan kelangsungan ketersediaan BBM B50 itu juga harus dipastikan. Sehingga, para pengguna, terutama kendaraan niaga untuk kegiatan bisnis tidak terganggu atau terhenti opersionalnya.
“Oleh sebab itu, kepastian kompabilitas ini penting ditegskan Bagaimana hasil tes road-nya. Begitu juga pasokannya, kelangsungan produksinya. Itu harus dipastikan tidak masalah,” ujar Pri.
Pernyataan senada diungkapkan Ketua Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI), Kurnia Lesani Adnan yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, Kamis (6/11/2025). “Kompabilitas dengan teknologi kendaraan dan jaminan kelangsungan pasokan plus distribusinya itu sesuatu yang harus dipastikan,” kata Lesani.
Terlebih, lanjut dia, beberapa ahli mengatakan ada tantangan teknis sebab kekentalan bahan bakar yang lebih tinggi sehingga muncul potensi penyumbatan pada sistem injeksi. Meski disebut ada solusi dengan sering membersihkan filter BBM kendaraan atau menggantinya, tentu hal itu membawa konsekwensi bertambahnya biaya operasional. (Jrr/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id












