Daihatsu Sigra dan Honda Brio, LCGC yang Paling Banyak Dibeli Konsumen RI Saat Ini

0
40
Daihatsu Sigra - dok.Istimewa via SEVA

Jakarta, Mobilitas – Penjualan mobil murah ramah lingkungan atau LCGC sepanjang tahun 2023 lalu masih meningkat kendati total penjualan seluruh mobil dari berbagai merek ambles.

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Jumat (26/1/2024) menunjukkan sepanjang tahun 2023 itu, jumlah LCGC yang dibeli konsumen (penjualan ritel) mencapai 198.564 unit. Jumlah ini meningkat 10,21 persen dibanding tahun sebelumnya yang sebanyak 180.172 unit.

Pada saat yang sama, total penjualan mobil dari diler ke konsumen (penjualan ritel) hanya sebanyak 998.059 unit. Jumlah penjualan tersebut menyusut 1,5 persen dibanding tahun 2022 yang mencapai 1.013.582 unit.

Dalam penjualan riil karena langsung ke konsumen (bukan distribusi dari pabrik ke diler alias wholesales) itu, LCGC Daihatsu Sigra tercatat sebagai LCGC yang terbanyak dibeli konsumen. Totalnya mencapai 63.285 unit dan memberi sumbangan 32,6 persen ke total penjualan mobil Daihatsu di Indonesia yang sebanyak 194.108 unit.

All New Honda Brio Satya – dok.Istimewa

Sementara, terlaris kedua adalah Honda Brio (Brio Satya dan Brio RS). Mobil andalan Honda Motor di Indonesia ini laku dipinang konsumen sebanyak 56.627 unit.

Ihwal masih menguatnya penjualan LCGC di Tanah Air di tengah tertekannya daya beli, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira, karena tak sedikit dari LCGC yang dibeli masyarakat itu digunakan untuk taksi online. Sebab, selain harganya masih terjangkau oleh mereka, konsumsi bahan bakar mobil ini relatif irit dibanding mobil model dan kelas lain.

“Sehingga, meskipun kondisi daya beli tertekan akibat kenaikaan suku bunga kredit dan lembaga pembiayaan semakin selektif masyarakat, khususnya first buyer (pembeli pemula mobil) masih berniat membelinya. Karena tujuannya memang untuk usaha juga (taksi online),” papar Bhima.

Bhima menyebut sepanjang 2023 masyarakat banyak yang menahan konsumsi mereka setelah Bank Indonesia mengerek tingkat suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6 persen. (Lan/Aa)