Ekspor Sepeda Motor Indonesia Merosot di Januari – Oktober 2023, Ini Penyebabnya

0
1073
Ilustrasi, sepeda motor Honda - dok.AHM

Jakarta, Mobilitas – Besarnya kemerosotan jumlah ekspor selama Januari – Oktober tahun ini mencapai seperempat lebih dari total ekspor selama periode sama di tahun lalu.

Data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Kamis (9/11/2023) menunjukkan sepanjang sepuluh bulan pertama tahun ini, hanya 481.247 sepeda motor yang diekspor ke berbagai negara oleh semua pabrikan motor anggota AISI. Jumlah ini merosot hingga 25,25 persen dibanding total ekspor pada kurun waktu sama di 2022, yang mencapai 643.828 unit.

Ketua Bidang Komersial AISI, Sigit Kumala yang dihubungi Mobilitas, di Jakarta, Kamis (9/11/2023) menyebut karena sejak November 2022 lalu, ada perubahan kebijakan terkait wujud sepeda motor yang diekspor. Jika sebelumnya, motor yang diejspor dalam wujuh utuh (CBU), sejak November 2022 diganti dalam wujud terurai antar komponennya (CKD).

Ilustrasi, Suzuki Satria F150 Special Edition – dok.Istimewa

“Sehingga, sampai Oktober ini, sebagian besar atau 60 persen lebih dalam wujud CKD. Jadi itulah alasan mengapa ekspor dalam wujud CKD selama Januari – Oktober tahun ini menurun drastis,” kata Sigit.

Soal alasan perubahan itu, Sigit mengatakan itu kebijakan tersebut ditetapkan negara tujuan ekspor. Sehingga, Indonesia mau tidak mau mengikuti permintaan tersebut.

Namun, meski ekspor motor (dalam wujud CBU) merosot, namun penjualan di dalam negeri masih moncer. Data AISI memperlihatkan selama Januari – Oktober tahun ini sebanyak 5.237.976 motor terjual di Tanah Air.

Jumlah penjualan itu menanjak hingga 26,21 persen dibanding total jumlah sepeda motor yang terlego selama sepuluh bulan pertama 2022. Sebab di Januari – Oktober 2022, jumlah motor yang terjual masih sebanyak 4.149.947 unit. (Fen/Aa)