Gaspol Penjualan Mobil Listrik, Cina Gelontorkan Insentif Pajak Rp 1.095 Triliun

0
1242
Ilustrasi, mobil listrik Geely, Geometry - dok.Istimewa

Beijing, Mobilitas – Paket insentif ini sejatinya telah diumumkan oleh Kementerian Keuangan Republik Rakyat Cina pada 21 Juni 2023.

Laporan China Briefing yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Kamis (21/9/2023) paket pembebasan dan diskon pajak itu senilai 520 miliar yuan atau senilai Rp 1.095 triliun (kurs 1 yuan = Rp 2.105,43).

“Kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan penjualan mobil listrik di pasar domestik danm mempertahankan posisi Cina sebagai pemimpin global pasar kendaraan listreik dunia,” tulis media itu.

Kementerian Keuangan negara berpenduduk 1,243 miliar jiwa ini menjelaskan insentif tersebut diberikan berupa pembebasan pajak hingga 100 persen alias tanpa pajak sepenuhnya untuk pembelian mobil elektrifikasi (listrik murni atau BEV dan plug-in hybrid atau PHEV) yang dibeli pada 2004 hingga 2025. Besaran pajak yang dibebaskan ini mencapai RMB 30.000 untuk setiap kendaraan.

“Kemudian di tahun 2026 dan 2017 pembebasan pajak hanya setengahnya atau menjadi RMB 15.000 per kendaraan,” ungkap Kementerian Keuangan.

Mobili listrik BYD Atto 3 – dok.Istimewa

Sementara itu, data Asosiasi Mobil Penumpang Cina (CPCA) dan Asosiasi Pabrikan Mobil Cina (CAAM) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Kamis (21/9/2023) menunjukkan sepanjang Januari – Agustus tahun ini sebanyak 5,08 juta mobil elektrifikasi (BEV dan PHEV) terjual ke diler (wholesales) di Cina. Jumlah itu melonjak 38,5 persen dibanding periode sama 2022.

Pada saat yang sama, jumlah mobil elektrfikasi (BEV dan PHEV) yang terjual ke konsumen (penjualan ritel mencapai 4,44 juta unit. Jumlah ini melonjak 36 persen dibanding penjualan ritel mobil ramah lingkungan itu pada Januari – August 2022.

Selain moncer di dalam negeri, mobil-mobil bersuimber tenaga dengan teknologi setrum ternyata juga berjaya di pasar dunia. Pada kurun waktu itu Negeri Tirai Bambu ini mengekspor 727.028 mobil BEV dan PHEV ke berbagai negara.

Dari jumlah ekspor itu, 665.016 unit merupakan mobil listrik baterai (BEV), meroket 120 persen dibanding delapan bulan pertama di 2022. Sedangkan 62.012 unit sisanya merupakan mobil listrik plug-in hybrid (PHEV), melonjak 73,5 persen dibanding periode sama pada tahun 2022. (Din/Aa)