Januari – 19 April Tahun Ini, Penjualan Motor Listrik Bersubsidi Lampaui Setahun Penuh 2023

0
727
Ilustrasi, sepeda motor listrik Yadea - dok.Mobilitas

Jakarta, Mobilitas – Total jumlah sepeda motor listrik yang pembeliannya disubsidi Rp 7 juta sepanjang tahun 2023 lalu tercatat hanya sebanyak 11.532 unit.

Sementara di tahun 2024 ini, seperti terlihat di sistem resmi Sistem Informasi Bantuan Pembelian Kendaraan Bermotor Listrik Roda Dua (SisaPira) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Jumat (19/4/2024) hingga pukul 13.58.01 WIB tercatat sudah 11.563 unit motor listrik bersubsidi yang telah terjual.

Dengan kata lain, subsidi yang disediakan sudah tersalurkan mencapai 11.563 x Rp 7.000.000 = Rp 80.941.000.000.

Sementara, di saat yang sama, motor listrik bersubsidi yang sedang dalam proses pendaftaran sebanyak 10.536 unit. Sementara, yang dalam proses verifikasi mencapai 1.054 unit.

Terkait dengan capaian selama tiga bulan 20 hari atau sejak Januari – 19 April 2024 yang telah melampuai penyaluran selama setahun penuh di tahun 2023. Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (AISMOLI) Budi Setyadi yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, Jumat (19/4/2024) menyebut karena secara administrasi, regulasi, hingga kesiapan dealer lebih baik dibanding tahun 2023 lalu.

Ilustrasi, sepeda motor listrik ALVA One – dok.Istimewa

“Kalau kita flashback di tahun 2023, waktu itu kan ada perubahan regulasi, terutama soal persyaratan konsumen yang berhak untuk mendapatkan bantuan pembelian atau subsidi. Sehingga, ada jeda waktu dimana para pelaku industri dan dealer maupun konsumen menunggu kepastian,” papar Budi.

Sedangkan di tahun 2024, selain faktor regulasi dan administarsi lebih pasti, faktor animo masyarakat juga lebih baik. Hal ini, lanjut Budi, selain karena pemahaman masyarakat terhadap keuntungan menggunakan sepeda motor listrik yang lebih baik, juga dikarenakan infrastruktur pengecasan baterai juga semakin bagus.

Budi menyebut banyak masyarakat yang mengakui keuntungannya menggunakan sepeda motor listrik. Terutama biaya energi yang lebih murah dan biaya perawatan yang lebih murah.

“Walaupun, tidak bisa dipungkiri, masih ada yang mempertanyakan soal kesiapan jaringan infrastruktur pengisian daya baterai dan tukar baterai. Itu tantangan bagi kami dan pemerintah, dan tentunya kami dan pemerintah tidak tinggal diam, Upaya perluasan jaringan infrastruktur terus berjalan,” tandas Budi. (Fat/Aa)