Ini Cara TMMIN Perkuat Rantai Pasok agar Daya Saing Industri Otomotif Menanjak

0
1216
Duta Besar untuk Jepang Heri Akhmadi, Deputi Senior Gubernur BI Destry Damayanti, dan Dirjen ILMATE Kemenperin Taufiek Bawazier di Indonesia Japan The 2nd Auto Parts Business Forum di Jepang - dok.TMMIN

Nagoya, Mobilitas – Setelah berhasil digelar pada tahun 2022 lalu, tahun ini Kedutaan Besar Republik Indonesia di Jepang menggelar Indonesia Japan The 2nd Auto Parts Business Forum.

Perhelatan kali ini didukung Konsul Kehormatan Republik Indonesia di Nagoya, Jepang. Kegiatan ini bertujuan untuk menjembatani perusahaan komponen otomotif skala kecil dan menengah di Indonesia dengan perusahaan produksi besar di Jepang.

PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) hadir berpartisipasi di gelaran itu untuk menjembatani rantai pasok industri otomotif Indonesia. “Ini sekaligus membuka peluang kerjasama di skala internasional dan sebagai upaya benchmark bersama rantai pasok industri otomotif Jepang,” ungkap Wakil Presiden Direktur TMMIN, Bob Azam, dalam keterangan resmi yang diterima Mobilitas, di Jakarta, Sabtu (28/10/2023).

Bob menegaskan, perusahaan rantai pasok di Indonesia diharapkan dapat menjadi bagian penting dalam rantai pasok industri otomotif global. Terlebih, penguatan rantai pasok lokal terbukti telah menjadi penyokong daya saing industri otomotif nasional yang kuat.

“Saat ini supply chain otomotif menjadi pilar industri, mengingat ada 300 ribu sumberdaya manusia (tenaga pekerja) yang berada di bawahnya,” papar Bob.

Oleh karena itu, dalam aktivitas ini, TMMIN membawa 29 perusahaan rantai pasok tier 1-2 dari 205 perusahaan pemasok yang dinaunginya. “Ini sebagai pembuka jalan dan menjembatani kerjasama yang nantinya akan terbuka melalui aktivitas business forum ini dengan kemudahan untuk mengakses pasar internasional lebih mudah,” jelas Bob.

Sebab, lanjut Bob, TMMIN yang mengawali kiprahnya dengan investasi perakitan, kemudian dilanjutkan memproduski bodi dan mesin itu, kini telah menjadikan Indonesia sebagai salah satu hub produksi global. Kini, Toyota Indonesia berupaya untuk terus mempertahankan peran Indonesia sebagai pusat produksi dan ekspor kendaraan ke kawasan Asia, Timur Tengah, Afrika, Amerika Selatan, dan Australia.

Duta Besar Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi, Diputi Senior Gubernur BI Destry Damayanti, dan Dirjen ILMATE Kemenperin Taufiek Bawazier – dok.TMMIN

“Melalui aktivitas penguatan rantai pasok lokal, Toyota Indonesia meyakini bahwa dalam menyambut elektrifikasi, transisi dari kendaraan berteknologi ICE menuju elektrifikasi memerlukan proses untuk eskalasi kapabilitas rantai pasok,” tandas Bob.

Pada saat dan di tempat yang sama, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Taufiek Bawazier mengatakan sektor otomotif merupakan sektor prioritas di Indonesia. Sebab, kontribusinya dalam pembangunan ekonomi yang besar.

“Nilai transaksi di sektor otomotif mencapai Rp 800 triliun. Dan sektor otomotif di Indonesia 95 persen atau mayoritas dari Jepang. Sektor otomotif juga terus ekspansi dan menguatkan supply chain (dari hulu hingga hilir),” papar dia.

Oleh karena itu, Taufiek menegaskan dia berharap acara business forum ini terjadi transfer knowledge dan teknologi dari industri otomotif Jepang ke Indonesia. Termasuk tingkat ketelitian dan quality product yang tinggi, hingga engineering yang maksimal.

“Selain itu acara ini juga dapat memperkuat supply chain Indonesia, bahkan meningkatkan investasi auto parts Jepang di Indonesia,” jelas dia.

Sekadar informasi, hubungan bilateral antara Indonesia – Jepang selama lebih dari enam dekade, Jepang telah mendonorkan investasi. Bahkan selama 10 tahun terakhir menjadi salah satu investor terbesar.

Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan investasi otomotif asal Jepang mencapai US$525,48 juta sepanjang semester pertama 2023. Pada saat itu total investasi otomotif di Tanah Air mencapai US$744,43 juta. (Din/Aa)