Singapura, Mobilitas – Perusahaan analis pasar teknologi global yang berkantor pusat di Singapura, Canalys, baru-baru ini merilis hasil risetnya tentang pasar mobil listrik dunia. Mobil listrik yang diteliti perusahaan yang berdiri sejak tahun 1998 ini meliputi mobil listrik murni atau berbasis baterai (BEV), Plug-in hybrid (PHEV) dan hybrid (HEV).
Data Canalys yang dinukil Mobilitas, Rabu (23/2/2022) menunjukkan sepanjang tahun 2021 kemarin total penjualan mobil listrik di dunia mencapai sekitar 6,5 juta unit. Penjualan mobil setrum itu, disebut totalnya setara dengan 9% dari total penjualan seluruh mobil (baik konvensional maupun listrik) di seluruh dunia.
“Jumlah penjualan mobil listrik ini naik 109% dibanding penjualan yang dibukukan industri selama tahun 2020,” bunyi keterangan Canalys.
Menariknya, 85% dari total penjualan kendaraan listrik tersebut berada di Republik Rakyat Cina (Cina) dan Eropa. Di Cina, jumlahnya mencapai 3,2 juta unit (atau sekitar 60% lebih), dan 2 juta lebih banyak dibanding yang terjual pada tahun 2020 di negeri tersebut.
“Maraknya penjualan mobil listrik di Cina dikarenakan banyak model baru diluncurkan. Hampir setiap bulan diluncurkan mobil listrik baru di setiap segmen, mulai dari mobil kecil yang murah. city car hingga sedan dan SUV kelas premium,” kata analis utama Canalys, Jason Low.
Menurut dia, 15% dari total jumlah mobil yang dijual di Cina merupakan mobil listrik. Jumlah itu hampir dua kali lipat dari jumlah yang dijual selama tahun 2020. “Dan ini masih ada peluang untuk terus bertambah di tahun 2022 dan tahun-tahun setelahnya,” ujar Jason.
Wuling Hongguang Mini EV masih masih menjadi mobil setrum terlaris di Negeri Panda itu. Sementara Tesla Model Y berada di urutan kedua, dan menyalip saudaranya, Tesla Model 3 yang berada di posisi ketiga.
Persaingan makin ketat
Namun persaingan di pasar mobil listrik Cina semakin ketat setelah BYD menggenjot produksi varian produknya mulai dari listrik murni (BEV) maupun PHEV dan HEV. Terlebih, langkah agresif juga dilakukan sejumlah merek lokal seperti Aion, Changan, Chery, Li Xiang, Ora, Roewe, dan Xpeng.
Ketatnya persaingan juga terjadi di Eropa, karena produsen mobil konvensional juga menggelontorkan mobil-mobil setrum buatannya menyusul semakin ketatnya aturan tingkat emisi di wilayah itu yang dirilis negara-negara anggota Uni Eropa maupun di luar perhimpunan tersebut. Di benua Eropa, sedikitnya 2,3 juta mobil listrik terjual sepanjang tahun 2021 dan porsinya mencapai 19% dari total penjualan mobil.
Tesla Model 3 menjadi mobil listrik terlaris di Eropa pada tahun itu. Meski dari sisi pabrikan, Volkswagen Group menjadi produsen kendaraan listrik terbesar karena membukukan penjualan model gabungan dari merek-merek yang berada di bawah payung grupnya, yakni Audi, Skoda, dan VW.
Sedangkan secara global, ada tujuh pabrikan terbesar alias penguasa pasar (berdasar pangsa pasar yang mereka cengkeram) selama tahun 2021. Mereka adalah: Tesla (pangsa pasar 14%), Volkswagen (pangsa pasar 12%).
Ketiga, SAIC Motor (termasuk di dalamnya ada konsorsium dengan GM dan Wuling atau Wuling Motors, dengan pangsa pasar 11%). Keempat, BYD ( pangsa pasar 9%), Stellantis (pangsa pasar 6%), BMW (pangsa pasar 5,06%) dan Hyundai Motor (pangsa pasar 5%). (Vto/Aa)