Januari hingga Mei, Tak Satupun Mobil Renault Terjual di RI

0
1452
Ilustrasi, Pameran Otomotif IIMS 2021- dok.Mobilitas

Jakarta, Mobilitas – Sampai dengan akhir bulan Mei lalu atau selama lima bulan pertama, mobil buatan pabrikan asal Prancis, Renault, belum menghasilkan angka penjualan sama sekali di Indonesia. PT Maxindo Renault Indonesia (MRI) selaku agen pemegang merek mobil itu tercatat sama sekali belum mencatatkan penjualan baik ke dealer (wholesales) maupun ke konsumen.

Data di Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dikutip Mobilitas, Rabu (22/6/2022) menunjukkan, tidak ada nama Renault baik di daftar penjualan ritel maupun wholesales itu. Artinya, penjualan Renault masih nihil.

Padahal, MRI hingga saat ini tercatat masih memiliki 23 dealer aktif di Tanah Air. Meski, beberapa dealer di kawasan Jakarta dan sekitarnya – dari pengamatan Mobilitas – seperti di Bintaro dan Serpong, jumlah varian model yang dipajang di showoroom sangat terbatas.

Sementara selama tahun 2021, pernyataan resmi MRI seperti diungkap Chief Operation Officer MRI Davy Tuilan, dalam keterangan resmi yang dirilis Senin (24/1/2022), menyebut sebanyak 497 unit terjual (tidak disebut secara tegas apakah wholesales atau ritel) di tahun itu. Meski di data Gaikindo memperlihatkan sepanjang Januari – Oktober Renault membukukan penjualan sebanyak 46 unit, dan itu hanya terjadi di bulan Januari.

Ilustrasi, Renault Triber 2022 – dok.Istimewa via Motor Beam

“Kami merasa perlu untuk meyakinkan masyarakat bahwa Renault tetap berusaha memenuhi permintaan dan antusiasme masyarakat Indonesia terhadap brand Renault,” ucap Davy.

Fakta data di Gaikindo juga menunjukkan, penjualan (wholesales) Ranault sepanjang 2020 mencapai 330 unit. Jumlah ini meningkat signifikan dibanding penjualan selama tahun sebelumnya, yang sebanyak 250 unit.

Soal masih belum adanya mobil Renault yang laku selama lima bulan pertama di Indonesia, salah seorang pengurus Gaikindo yang dihubungi Mobilitas, di Jakarta, Rabu (22/6/2022) mengaku tidak tahu persis.

“Karena soal penjualan itu urusan internal mereka. Kami di asosiasi hanya menerima laporan angka penjualan, tidak mempertanyakan alasan-alasan secara spesifik. Tetapi, faktor kelangkaan pasokan cip atau semikonduktor dunia yang berdampak ke produksi juga bisa jadi menjadi salah satu penyebabnya,” kata dia.

Ilustrasi, Renault Koleos – dok.Istimewa

Selain itu, lanjut dia, dibanding merek-merek lain, varian model yang ditawarkan Renault di Indonesia juga tidak sebanyak merek-merek lain. Faktor ketiga, persepsi yang masih melekat di benak masyarakat bahwa komponen mobil Eropa mahal dan perawatannya lebih sulit dibanding mobil Asia juga masih menjadi persoalan tersendiri. (Din/Aa)