Jakarta, Mobilitas – Perkembangan rencana investasi LG Energy Solution di Indonesia disebut terus positif.
Menteri Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia usai Komisi VI DPR RI, Jakarta, Jumat (9/6/2023) kepada wartawan menyebut dirinya telah menerima surat dari pabrikan baterai listrik asal Korea Selatan itu.
Singkatnya, isi dari surat itu adalah rencana investasinya dengan usaha patungan Indonesia Battery Corporation (IBC) pada 2023 ini.
Bahlil mengatakan, sebelumnya rencana konsorsium LG (LG Energy Solution) sempat berhenti, karena mereka masih negosiasi. “Nah, sekarang negosiasi sudah selesai dan LG Energy Solution mengirim surat ke kami,” kata Bahlil.
Terkait dengan hal itu, Kementerian Investasi dan BKPM akan menggekar rapat dengan Kementerian BUMN untuk melakukan valuasi izin usaha pertambangan milik konsorsium. Mereka terdiri dari PT Aneka Tambang Tbk, PT Nusa Karya Arindo yang rencanannya bakal dikerjakan bersama dengan perwakilan konsorsium LG, LG Chem.
LG Energy Solution saat ini diketahui bukan lagi produsen baterai kendaraan listrik terbesar kedua setelah CATL. Pasokannya ke pabrikan mobil setrum dunia merosot dan posisinya digeser oleh pabrikan asal Cina, Build Your Dream (BYD).
Data SNE Research yang dikutip Mobilitas, di Jakarta, Minggu (11/6/2023) menunjukkan sepanjang 2022, Contemporary Amperex Technology (CATL) – pabrikan baterai asal Cina, bertengger di urutan pertama di daftar 10 produsen baterai penyuplai pasar dunia. Pangsa pasarnya 34 persen.
Di urutan kedua, pabrikan asal Korea Selatan, LG Energy Solutions, dengan pangsa pasar 14 persen. Sedangkan BYD – asal Shenzhen, Cina – di urutan ketiga dengan pangsa pasar 12 persen.
Namun, di Januari – April 2023, posisi LG Energy Solution diserobot BYD. Pabrikan yang 21 persen sahamnya dimiliki investor kondang Warren Buffet ini memasok 29,4 GWh dengan pangsa pasar 16,1 persen. Dia bercokol di urutan kedua setelah CATL.
Sementara LG Energy Solution di urutan ketiga, dengan total pasokan 25,7GWh. Pangsa pasar yang diraupnya hanya 14,1 persen. (Jrr/Aa)