Tokyo, Mobilitas – Kawasaki Heavy Industries (KHI) yang merupakan induk perusahaan Kawasaki Motor, memutuskan untuk lebih serius menggarap pasar sepeda motor di negara-negara maju pada tahun 2035 nanti.
Padahal di tahun itu, pasar sepeda motor di negara-negara ini akan didominasi sepeda motor listrik, sehingga pabrikan asal Minato, Tokyo, Jepang ini pun akan ikut menyuguhkan sepeda motor bertenaga dari setrum.
Seperti dilaporkan Nikkei, The Green Journal, dan BVC News, Kamis (7/10/2021). Kedua media menyatakan, rencana seperti terungkap dari pernyataan Presiden KHI, Yasuhiko Hashimoto, di Tokyo, Jumat (1/10/2021). Yasuhiko menyebut langkah ini merupakan bagian dari strategi pengembangan bisnis grup atau KHI secara keseluruhan baik di sektor industri angkutan berat seperti kapal, peralatan industri, sepeda motor, dan lain-lain.
Salah satu langkah penting perusahaan adalah fokus ke produk yang ramah lingkungan. Meski, hingga saat ini, belum ada sepeda motor Kawasaki yang ditenagai oleh energi listrik dijual secara umum. Hingga kini motor listrik tersebut masaih dalam proses pengembangan.
“Untuk berkonsentrasi pada bisnis sepeda motor dan menangkap keinginan bangkit kembali yang kuat (setelah industri global diterjang pandemi Covid-19), Kawasaki Motorcycle and Engine akan dipisahkan dari perusahaan induk (KHI),” ujar Yasuhiko.
Pabrikan ini disebut bakal menggelontorkan lebih dari 10 model pada tahun 2025 nanti. Peluncuran ini merupakan langkah awal untuk beralih ke sepeda motor listrik pada tahun 2035 khususnya di pasar Jepang, Eropa, Amerika Serikat, Kanada, dan Australia.
Jika langkah ini benar-benar diwujudkan oleh Kawasaki Motor, maka pabrikan berjuluk “Geng Hijau” itu akan selangkah lebih maju ketimbang dua penguasaha pasar sepeda motor dunia yakni Honda dan Yamaha. Sebelumnya, Honda menyatakan akan melakukan dekarbonisasi produk pada tahun 2050.
Sementara, Yamaha dikabarkan telah menetapkan target untuk membangun 90% sepeda motor listrik pada tahun 2050. Meski – sekadar catatan – pemerintah Jepang juga mengingatkan industri kendaraan juga akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan baterai karena harus bersaingvdengan industri kendaraan bermotor roda empat.
Tetapi tantangan yang tak kalah berat dan harus dihadapi Kawasaki adalah bagaimana merespon sikap konsumen loyalnya. Sebab, selama ini persepsi terbentuk adalah motor Kawasaki merupakan motor dengan mesin pembakaran dan suara yang menggelegar.
Karena ada kredo yang dianut oleh para konsumen motor konvensional bersuara menggelegar, yakni “lahir untuk menjadi liar”, bukan “dilahirkan untuk menjadi lembut”. (Fan/Aa)